Matahari Department Store Tutup 13 Gerai Tahun Ini, Sahamnya Anjlok 7 Persen
Gerai Matahari Departement Store di Palu. (Foto: Twitter Eks-Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB @sutopo_PN)

Bagikan:

JAKARTA - Harga saham peritel milik keluarga Riady atau Lippo Group, PT Matahari Department Store Tbk mengalami penurunan pada penutupan perdagangan Senin 30 November.

DIkutip dari data RTI, saham emiten bersandi LPPF ini anjlok hampir 7 persen atau 6,99 persen ke level Rp1.265 per lembar saham. Adapun pada penutupan perdagangan Jumat 27 November 2020 lalu, saham Matahari Department Store ditutup pada level Rp1.360 per lembar saham.

Sahal satu peritel besar Tanah Air ini memiliki kapitalisasi pasar Rp2,32 triliun di Bursa Efek Indonesia (BEI) per 30 November. Penurunan harga saham Matahari disinyalir karena sentimen penutupan total 13 gerai di tahun ini.

"Iya itu termasuk sentimen penekan LPPF," ujar analis Binaartha Sekuritas M. Nafan Aji Gusta Utama kepada VOI.

Selain itu, sentimen lainnya menurut Nafan, adalah karena penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Kebijakan tersebut dinilainya menghambat kinerja Matahari dan para perusahaan ritel secara keseluruhan.

Seperti diketahui, manajemen Matahari Department Store baru-baru ini menyatakan akan kembali menutup enam gerai di beberapa lokasi jelang berakhirnya tahun 2020. Dengan begitu, sudah ada 13 gerai Matahari yang sudah ditutup pada tahun ini imbas dari pandemi COVID-19.

Dikutip dari keterbukaan informasi Matahari di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen perusahaan menyatakan, sebanyak 6 outlet direncanakan akan ditutup hingga akhir 2020 mendatang. Rinciannya, sebanyak 4 gerai berada di Pulau Jawa, 1 di wilayah Bali, dan 1 di Pulau Sulawesi.

"Dengan demikian, jumlah outlet kami yang akan beroperasi pada akhir 2020 nanti adalah sebanyak 147 dari sebelumnya 153," tulis manajemen Matahari Department Store, dikutip VOI.

Selain itu, perusahaan juga memastikan pihaknya tidak akan melakukan pembukaan outlet baru pada kuartal IV 2020 dan kuartal I 2021 mendatang.

Manajemen Matahari juga menyebutkan, dari 147 outlet yang beroperasi, 23 di antaranya dimasukkan dalam daftar pengawasan guna mengkaji kinerja dan profitabilitas. Hal tersebut dilakukan guna meningkatkan performa outlet-outlet tersebut.

Manajemen Matahari juga akan terus berkomunikasi dengan pengelola pusat perbelanjaan atau pemilik lahan guna mendapatkan biaya sewa yang lebih rendah.