Bagikan:

JAKARTA - Peritel milik Lippo Group, PT Matahari Department Store Tbk mengakui kinerjanya masih akan berada di ambang batas normal karena efek pandemi COVID-19 yang belum mereda. Perusahaan berkode saham LPPF itu meyakini, kinerja mereka baru akan membaik jelang tahun 2022.

"Kami meyakini bahwa sangat tidak mungkin penjualan akan kembali ke normal sebelum tahun 2022. Fokus kami saat ini adalah menjaga pelanggan dan karyawan kami tetap aman," kata Chief Financial Officer Matahari, Niraj Jain, dikutip dari keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis 18 Februari.

Niraj menjelaskan, Matahari membukukan penjualan kotor Rp8,6 triliun untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2020, atau 52,3 persen lebih rendah dari tahun lalu. Pendapatan bersih Matahari juga turun 52,9 persen menjadi Rp4,8 triliun.

"COVID-19 membawa dampak yang tidak diantisipasi sebelumnya bagi bisnis di seluruh dunia, tak terkecuali Matahari," kata Niraj.

Sepanjang 2020, Matahari beroperasi di lingkungan dengan tingkat ketidakpastian yang sangat tinggi. Di Maret, Matahari menutup sementara hampir seluruh gerai, dan kemudian membuka kembali secara bertahap di Mei.

Di pertengahan September, pembatasan kembali diberlakukan yang mengakibatkan penutupan gerai dan pembatasan jam operasional, juga pembatasan jumlah pelanggan. Matahari mengambil sejumlah langkah dengan penuh kehati-hatian, yakni membuka 3 gerai format besar baru dan menutup 13 gerai format besar yang tidak menguntungkan.

"Sementara bersiap untuk pemulihan yang dapat datang kapan pun, tim kami berpegang teguh pada 'Belanja Aman' dan melayani pelanggan dengan protokol kesehatan yang ketat," jelasnya.