JAKARTA - Amerika Serikat telah memerintahkan pegawai pemerintah non-darurat di Ethiopia untuk pergi karena konflik bersenjata, kerusuhan sipil dan kekerasan etnis, kedutaannya di Addis Ababa mengatakan pada Hari Sabtu.
"Insiden kerusuhan sipil dan kekerasan etnis terjadi tanpa peringatan. Situasi dapat meningkat lebih lanjut dan dapat menyebabkan kekurangan rantai pasokan, pemadaman komunikasi dan gangguan perjalanan," kata kedutaan di situs webnya mengutip Reuters 6 November
Pemerintah Perdana Menteri Ahmed Abiy mengumumkan, keadaan darurat nasional pada Hari Selasa, mengatakan itu terkunci dalam 'perang eksistensial' dengan pasukan dari wilayah Tigray utara dan sekutu mereka.
Sebelumnya, Pasukan Tigrayan berada di Kota Kemise di negara bagian Amhara, 325 km (200 mil) dari ibu kota, juru bicara Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF), Getachew Reda, mengatakan kepada Reuters pada Rabu malam, berjanji untuk meminimalkan korban dalam perjalanan mereka untuk mengambil Addis Ababa.
"Kami tidak bermaksud menembak warga sipil dan kami tidak ingin pertumpahan darah. Jika memungkinkan, kami ingin prosesnya damai," tukasnya.
Pasukan yang bersekutu dengan Front Pembebasan Rakyat Tigrayan telah maju, dan meluncurkan aliansi dengan faksi lain pada Hari Jumat yang bertujuan untuk menyingkirkan Abiy dari kekuasaan, dengan kekerasan jika diperlukan.
BACA JUGA:
Konflik di utara Ethiopia dimulai setahun lalu, ketika pasukan yang setia kepada TPLF merebut pangkalan militer di wilayah Tigray. Sebagai tanggapan, Abiy mengirim pasukan, yang pada awalnya mengusir TPLF dari ibukota regional tetapi menghadapi pembalikan tajam sejak Juni tahun ini.