Bagikan:

JAKARTA - Peneliti politik dan kebijakan publik Mandala Research Institute, Eko Sri Raharjo, menilai Ridwan masih membutuhkan tambahan modal untuk maju pada kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Gubernur Jawa Barat itu sendiri telah menyatakan siap nyapres jika ada partai politik (parpol) yang mengusungnya. Bahkan, di beberapa hasil survei Ridwan Kamil kerap berada di lima besar. 

Eko mengatakan, sebagai kepala daerah dengan jumlah penduduk terbesar, Ridwan Kamil memang sudah memiliki modal sosial dan politik cukup besar untuk mengikuti ajang Pilpres 2024. Apalagi, pria yang akrab disapa Kang Emil itu pun identik dengan satu-satunya kandidat capres yang merepresentasikan Provinsi Jawa Barat.

Figur Emil juga relatif sepi dari dinamika politik bahkan pemberitaannya cenderung positif. Sehingga berpotensi besar menaikkan kadar likeability atau afeksi publik.

"Karena dalam politik kontemporer, imaji yang positif cenderung beriringan atau ekuivalen dengan elektabilitas. Sehingga, bisa saja ada sosok yang popularitasnya tinggi, namun karena tidak disukai menjadi faktor ketidakterpilihannya," ujar Eko, Jumat, 5 November. 

 

Namun, lanjut Eko, Emil masih butuh modal tambahan lantaran suara pemilih di Jabar belum sepenuhnya milik Ridwan Kamil. Pasalnya, polaritas sosial politik yang terjadi selama ini menunjukkan bahwa publik Jabar masih terbelah dalam referensi politik figur yang berbeda.

"Taruhlah Prabowo Subianto dan Anies Baswedan, boleh dibilang memiliki basis jaringan massa yang kuat juga di Jawa Barat," kata Eko. 

 

"Ini artinya, daftar pemilik suara Jawa Barat yang mencapai sekitar 32,6 juta orang pada Pemilu 2019, belum aman di genggaman Ridwan Kamil. Perlu faktor-faktor lain untuk merawat dan merengkuh DPT (daftar pemilih tetap) terbesar dari seluruh provinsi di Indonesia itu melalui posisinya sebagai kepala daerah Jawa Barat," sambungnya.

Kendati demikian, masih ada sekitar tiga tahun lagi untuk merealisasikan setiap konsep dan program pembangunan serta pelayanan publik yang sudah disusun Emil di Jabar. Jika realiasi konsep dan program tersebut tercapai maka rekam jejak kepemimpinannya akan terekam di benak publik luas Indonesia.

Sebab tambah Eko, tidak bisa dipungkiri bahwa panggung kerja dan prestasi sebagai kepala daerah adalah modal yang paling mudah untuk dirawat demi menjaga stabilitas popularitas, elektabilitas serta akseptabilitasnya. 

 

"Jika memang Ridwan Kamil berencana melenggang dan bertarung dalam kontestasi politik 2024, tentunya sebagai simbolisasi dan representasi Jawa Barat," tandas Eko.