Pemkot Bandung Lanjutkan Belajar Tatap Muka Meski 244 Siswa dan Guru Terpapar COVID-19
ILUSTRASI/ANTARA

Bagikan:

BANDUNG - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung memastikan melanjutkan kegiatan pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) meski lebih dari 200 siswa-guru terkonfirmasi COVID-19 berdasarkan tes acak.

Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna mengatakan PTM tetap dilanjutkan karena tingkat siswa yang terkonfirmasi COVID-19 sebesar 3,6 persen dari keseluruhan yang dites. Pengetesan itu pun, kata dia, merupakan program dari Kementerian Kesehatan guna meningkatkan surveilans.

"Secara kumulatif hasilnya sekitar 3,6 persen (yang positif COVID-19), artinya masih di bawah 5 persen. Kita kembali kepada regulasi kalau belum masuk di 5 persen maka konsisten dengan regulasi PTMT tetap berjalan," kata Ema di Bandung, Jawa Barat dikutip Antara, Rabu, 3 November.

Dari data terakhir Dinas Kesehatan Kota Bandung, tercatat sebanyak 244 orang yang terdiri dari siswa dan guru yang terkonfirmasi COVID-19.

Hasil tersebut didapati dari 214 Sekolah yang dijadikan sampling dari total sekitar 3.500 sekolah yang menggelar PTM untuk dijadikan surveilans. Namun jika satu sekolah didapati 5 persen ada yang positif maka PTMT di sekolah tersebut harus berhenti sementara.

"Dan itu sudah ada sekitar 54 sekolah yang saat ini berhenti sementara. Sekolah diberikan waktu. Aturannya 15 hari, sesuai masa inkubasi," kata Ema.

Di 54 sekolah tersebut, menurut Ema, didapati sekitar 5 persen orang yang positif COVID-19 di tiap sekolah. Dari 54 sekolah, menurutnya sebanyak 70 persennya adalah SMA di Kota Bandung.

Menurut Ema, siswa dan tenaga pengajar yang terkonfirmasi positif pun terus dimonitor. Saat ini 100 persen orang yang positif dari tes acak PTM dalam kondisi bergejala ringan. Namun menurutnya tidak ada yang bergeser ke gejala sedang atau pun berat.

"Artinya kalau dari perspektif epidemiologi, 10 hari mereka masa inkubasi. Kemudian tidak ada pergeseran, itu dimaknai mereka sembuh. Jadi mereka sudah bisa kembali beraktivitas," katanya.