Bagikan:

BADUNG - Penerapan syarat tes antigen dalam penerbangan Jawa-Bali disambut baik pengelola obyek wisata di Bali. Syarat yang diubah dari sebelumnya PCR ini diprediksi bisa meningkatkan kunjungan wisatawan domestik ke Pulau Dewata.

GM Marketing Communication & Event GWK Cultural Park, Andre Prawiradisastra mengatakan, dengan pemberlakuan tes swab antigen pihaknya akan menaikkan target kunjungan Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana atau GWK. 

Bila jumlah kunjungan mencapai 500-1.000 orang, maka GWK akan dibuka setiap hari. Saat ini GWK hanya dibuka pada akhir pekan yakni Jumat-Minggu. 

"Kita akan lihat lagi sampai dua minggu ke depan. Target kita naik karena PCR tidak lagi diwajibkan. Kalau membaik kondisinya kemungkinan November kita akan start setiap hari. Kalau mencapai target 500 karena kita tahu kondisinya kalau November ini, kita target 1.000 per hari," kata Andre, Rabu, 3 November.

Sejak dibuka, GWK hanya beroperasi pada akhir pekan untuk mengukur animo wisatawan yang datang. Sejauh ini, jumlah kunjungan ke GWK disebut cukup baik. 

“Kita sudah buka dua minggu selama tanggal 22 Oktober ini, justru hasilnya memuaskan. Karena, memang target tidak terlalu besar di masa pandemi ini,” sambung Andre.

Sementara itu, Kepala Divisi Promosi dan Pengembangan Obyek Wisata Tanah Lot, Tabanan, Bali, Kadek Niti mengatakan aturan baru syarat antigen penumpang pesawat diyakini berdampak pada kunjungan ke Bali.

"Terkait sudah tidak diwajibkannya PCR untuk penerbangan tentunya menjadi angin segar bagi kami. Harapannya akan terjadi peningkatan kunjungan apalagi menjelang akhir tahun ini," ujar Niti.

Saat ini kunjungan wisatawan domestik ke Tanah Lot per hari sudah mencapai 1.000 orang. Wisatawan datang dari daerah Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jakarta, Sulawesi dan Kalimantan.

Namun, bila membandingkan kondisi sebelum pandemi COVID-19 kunjungan wisatawan domestik ke Tanah Lot per hari rata-rata mencapai 8 ribu orang per hari, dengan wisman empat ribu orang per hari.

"Harapannya,menjelang akhir tahun ini wisman sudah berdatangan ke Bali dan tentunya tidak ada lagi kebijakan yang memberatkan dunia pariwisata. Mungkin untuk masa karantina wisman bisa dikaji lagi agar bisa dipersingkat. Karena kita pasti selalu pantau untuk prokes wisatawan selama berkunjung," ujarnya.