JAKARTA - Bunuh diri di antara wanita pekerja di Jepang mengalami lonjakan selama pandemi COVID-19, sebuah laporan pemerintah mengungkapkan pada Hari Selasa.
Buku putih tentang pencegahan bunuh diri yang disetujui oleh pemerintah menunjukkan, jumlah kasus bunuh diri di kalangan wanita meningkat 935 menjadi 7.026 pada tahun 2020, lembaga penyiaran publik NHK melaporkan.
Ini untuk pertama kalinya angka kasus bunuh diri di Jepang mengalami peningkatan dalam dua tahun terakhir, sebut laporan itu.
"Ini menunjukkan, kondisi bisa jadi karena perubahan kondisi kerja yang disebabkan oleh penyebaran infeksi virus corona," jelas laporan itu, mengutip Yenisafak 2 November.
Berkebalikan dengan wanita, angka bunuh diri di antara pria Jepang jumlahnya turun 23 menjadi 14.055. "Ini adalah penurunan ke-11 berturut-turut". Sebanyak 21.081 orang mengakhiri hidup mereka di negara kepulauan itu tahun lalu, meningkat 912 dari 2019.
"Ini adalah peningkatan tahun-ke-tahun pertama sejak 2009. Peningkatan sebelumnya mengikuti krisis keuangan global 2008," papar laporan itu.
Peningkatan terbesar dalam kasus bunuh diri di antara wanita yang bekerja terlihat pada "karyawan, yang bekerja di kantor, memberikan perawatan kesehatan, atau menyediakan jenis layanan lain."
"Ada peningkatan jumlah kasus di mana perubahan dalam lingkungan kerja, dan hubungan dengan orang lain di tempat kerja, disebut-sebut sebagai kemungkinan alasan atau motif bunuh diri perempuan tersebut," jelas laporan tersebut.
BACA JUGA:
Untuk diketahui, Jepang sebagai negara ekonomi terbesar ketiga di dunia, telah melaporkan lebih dari 1,72 juta kasus COVID-19, termasuk 18.275 kematian.
Sementara, perekonomian negara yang stagnan selama beberapa dekade, dihantam oleh pandemi COVID-19 yang memaksa pemerintah untuk mengumumkan beberapa paket stimulus.