Menteri Senior Sebut Singapura Bisa Mencatat 2.000 Kematian Akibat COVID-19 Tiap Tahun
Ilustrasi Singapura. (Wikimedia Commons/chensiyuan)

Bagikan:

JAKARTA - Singapura dapat Mencatat 2.000 kematian akibat COVID-19 setiap tahun, seorang menteri mengatakan pada Hari Senin ketika negara itu memerangi lonjakan infeksi terbesarnya.

Pada 0,2 persen tingkat kematian kasus COVID-19 Singapura serupa dengan tingkat kematian akibat pneumonia sebelum pandemi melanda, kata Janil Puthucheary, seorang menteri senior negara di Kementerian Kesehatan.

Itu juga lebih rendah dari negara lain di mana kasus melonjak sebelum vaksinasi, sambungnya.

"Tetapi itu berarti seiring waktu, jumlah kematian akibat COVID-19 akan meningkat meskipun ada perawatan medis terbaik," jelasnya mengutip CNN 2 November.

"Kita mungkin bisa memiliki 2.000 kematian per tahun akibat COVID-19," sambungnya.

Kematian ini terutama akan terjadi di antara orang tua, tetapi Singapura fokus untuk menghindari kematian yang berlebihan, tambahnya. Kendati, dia tidak memperkirakan berapa tahun perkiraan tersebut berlaku.

Negeri Singa diketahui memiliki 4.000 kematian per tahun karena influenza dan penyakit pernapasan lainnya sebelum pandemi, katanya.

Diketahui, lebih dari 80 persen dari 5,45 juta penduduk Singapura telah divaksinasi lengkap dan hampir semua kasusnya tidak menunjukkan gejala atau ringan.

Sekitar 95 persen dari mereka yang meninggal dalam enam bulan terakhir berusia lebih dari 60 tahun, dengan 72 persen dari mereka yang meninggal tidak menerima vaksin COVID-19 lengkap.

Menteri Senior Puthucheary pun mengatakan, negara itu berusaha hidup dengan COVID-19 sebagai endemik.

"Meskipun kita akan memiliki kematian akibat COVID-19, kita tidak akan melihat lebih banyak kematian secara keseluruhan daripada yang kita lakukan pada tahun non-COVID normal," paparnya.

Untuk diketahui, Singapura memperpanjang pembatasan untuk menahan penyebaran COVID-19 hingga akhir bulan ini, yang menuai beberapa kritik dari publik. Sementara, istri perdana menteri Ho Ching mengatakan orang harus berhenti mengeluh.

"Kita hanya anak-anak manja jika kita terus mengoceh tentang kekecewaan kita, tentang makan dan kebebasan. Mari kita lakukan yang terbaik untuk membantu, daripada membuang energi kita untuk mengamuk," ujar Ho.