JAKARTA - Menteri Kesehatan Malaysia, Datuk Seri Dr Dzulkefly Ahmad mencermati situasi COVID-19 di negaranya menyusul meroketnya kasus di negara tetangga, Singapura.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Malaysia mencatat tingkat keterisian tempat tidur non-kritis untuk COVID-19 di rumah sakit negaranya mengalami sedikit peningkatan dari 0,08 persen menjadi 0,10 persen belakangan ini. Sedangkan tingkat keterisian tempat tidur unit perawatan intensif menurun dari 0,17 persen menjadi 0,04 persen.
"Kementerian sedang menelusuri lintasan gelombang peningkatan dua kali lipat kasus COVID-19 yang dilaporkan di Singapura baru-baru ini,” kata Dzulkefly dalam postingan X-nya, dikutip dari The Star, Senin 20 Mei.
COVID-19 sub-varian KP.1 dan KP.2 mendominasi kasus COVID-19 di Singapura secara signifikan dalam dua minggu terakhir.
Sedangkan di Malaysia, Dzulkefly mengatakan sebanyak 1.230 kasus tercatat antara 12 Mei dan 18 Mei, meningkat 14,8 persen dari 1.071 kasus yang dilaporkan pada pekan sebelumnya.
“Tidak ada laporan kematian baru akibat COVID-19 sejak 25 April,” tegas Dzulkefly.
BACA JUGA:
Singapura melaporkan lonjakan kasus COVID-19 sebanyak 25.000 kasus pada Minggu 5 Mei hingga 11 Mei. Kasus itu meningkat drastis dibandingkan pada pekan sebelumnya sebanyak 13.700 kasus.
Meroketnya kasus di Singapura menyebabkan rata-rata pasien rawat inap harian akibat COVID-19 di negara kepulauan itu mengalami peningkatan dari 181 menjadi 250.
COVID-19 sub-varian KP.1 dan KP.2 menjadi penyumbang lebih dari dua pertiga kasus di Singapura saat ini.
Strain KP.2 diketahui varian yang masuk klasifikasi pantauan WHO atau Organisasi Kesehatan Dunia awal bulan ini.
Strain KP.2 juga telah diidentifikasi sebagai sub-varian yang mendominasi kasus COVID-19 di Amerika Serikat. Sub-varian itu juga telah terdeteksi di negara-negara seperti Tiongkok, Thailand, India, Australia, dan Inggris.