Jadi Rumah Kantor Politik Taliban, Qatar: Pengakuan Pemerintahan Afghanistan Bukan Prioritas

JAKARTA - Otoritas Qatar percaya, mengakui Pemerintahan Afghanistan bentukan Taliban bukanlah prioritas saat ini, dengan memilih fokus bersama pemerintah baru untuk mengatasi masalah kemanusiaan, seorang pejabat senior Qatar mengatakan pada Hari Selasa.

Mutlaq Al-Qahtani, utusan khusus menteri luar negeri Qatar, mendesak negara-negara lain untuk terlibat lebih dalam dengan Taliban sebagai otoritas de facto Afghanistan, sementara mendesak kelompok tersebut untuk bertindak sebagai pemerintahan yang bertanggung jawab dan menghormati hak perempuan untuk bekerja, serta anak perempuan untuk bersekolah.

"Kami pikir ini (pengakuan) bukan prioritas. Yang lebih menjadi prioritas saat kita berbicara sekarang adalah kemanusiaan, pendidikan, perjalanan bebas penumpang," kata Qahtani di forum keamanan global di Doha, mengutip Reuters 12 Oktober.

Qatar, yang menjadi tuan rumah pembicaraan antara Taliban dan pejabat Barat di mana Mutlaq mengatakan dia berpartisipasi, dipandang sebagai salah satu negara yang memiliki pengaruh atas gerakan tersebut.

Mutlaq mengatakan, satu-satunya jalan ke depan adalah menawarkan lebih banyak kolaborasi, kerja sama, dan bantuan kepada administrasi sementara, tetapi Afghanistan harus bergerak menuju pemerintah yang inklusif dalam proses internal di mana rakyat Afghanistan memutuskan masa depan mereka.

Hampir dua bulan sejak merebut kekuasaan di Kabul pada Agustus lalu, Taliban berusaha membangun hubungan dengan luar negeri, mencegah krisis ekonomi dan kemanusiaan.

Namun Taliban sejauh ini menolak memberikan alasan untuk mengizinkan anak perempuan kembali ke sekolah menengah, salah satu tuntutan utama masyarakat internasional setelah keputusan bulan lalu bahwa sekolah di atas kelas enam hanya akan dibuka kembali untuk anak laki-laki.

Qahtani mengatakan, melarang anak perempuan untuk belajar tidak dapat diterima dari perspektif agama Islam.

Pendidikan anak perempuan adalah salah satu keuntungan positif yang terbatas dari keterlibatan Barat selama dua dekade di Afghanistan.

Untuk diketahui, Doha, Qatar menjadi tuan rumah kantor politik Taliban yang mengawasi negosiasi dengan Amerika Serikat, yang akhirnya mengarah pada penarikan pasukan AS dari Afghanistan pada bulan Agustus. Dan, memainkan peran penting dalam upaya evakuasi.