Vaksin COVID-19 Senilai 5 Juta Pound Terbuang Percuma, Tiga Orang Ditahan Pemerintah Mesir
JAKARTA - Penuntut umum Mesir mengumumkan pada Hari Minggu telah memerintahkan penangkapan tiga orang, setelah ribuan vaksin COVID-19 yang tidak terpakai ditemukan dibuang di sepanjang saluran air.
Vaksin yang sedianya dialokasikan untuk direktorat kesehatan di Kota Munya, sekitar 220 km (137 mil) selatan Kairo, di mana 18.400 paket vaksin dengan nilai lebih dari 5 juta pound Mesir atau sekitar 319 ribu dolar Amerika Serikat diketahui hilang.
Mengutip Reuters 11 Oktober, sebuah inventaris menemukan hampir 5.000 paket vaksin di depot mengalami kerusakan karena penyimpanan pada suhu yang tidak tepat, pernyataan penuntut menambahkan.
Kendati tidak menyebutkan jumlah dosis atau jenis vaksin tersebut, tetapi pernyataan resmi sebelumnya mengatakan, vaksin COVID-19 tersebut merupakan besuatn Sinopharm China.
Gambar yang diunggah di media sosial menunjukkan, tumpukan kotak putih berserakan di sepanjang tepi saluran air di Provinsi Bani Mazar, utara Minya.
Vaksin yang dibuang hilang setelah diberikan oleh apoteker yang berwenang kepada pengemudi kendaraan Kementerian Kesehatan, untuk dikirim ke direktorat Minya, kata jaksa.
Investigasi awal menyatakan, apoteker dan seorang pejabat di depot direktorat bertanggung jawab atas kelalaian berat, dan mereka diperintahkan ditahan untuk penyelidikan bersama dengan pengemudi setelah memberikan keterangan yang bertentangan, kata pernyataan itu.
Baca juga:
- Desak Amerika Serikat Terbuka Soal Insiden Kapal Selam Nuklirnya, China: Tidak Bertanggung Jawab dan Tidak Transparan
- Rusia Luncurkan Kapal Selam Kelas Kilo Terbaru Akhir Tahun, Dilengkapi Rudal Jelajah Kalibr
- Polisi Berlin Gelar Penyelidikan Kasus Sindrom Havana di Kedutaan Besar Amerika Serikat
- Rusia Bakal Operasionalkan 12 Sistem Optik Laser untuk Kontrol Ruang Angkasa Tahun 2025
Diketahui, Pemerintah Mesir tengah berjuang untuk memenuhi target memberikan vaksin COVID-19 bagi 40 juta penduduknya hingga akhir tahun, dari total 100 juta populasi negara tersebut.
Namun, kendala tidak mudah dihadapi untuk memenuhi target vaksinasi tersebut tersebut, lantaran keterlambatan pasokan dan keraguaan masyarakat akan vaksin COVID-19.