Hampir Satu Juta Orang di China Telah Divaksinasi dengan Vaksin COVID-19 Percobaan
Foto: CDC/Unsplash

Bagikan:

JAKARTA - Hampir satu juta orang telah diberi vaksin COVID-19 eksperimental yang dikembangkan oleh raksasa farmasi China, Sinopharm. Hal tersebut sebagai bagian dari program penggunaan darurat yang disahkan oleh Pemerintah China. 

"Dalam penggunaan darurat, kami sekarang telah menggunakannya pada hampir satu juta orang. Kami belum menerima laporan reaksi merugikan yang serius, dan hanya sedikit yang mengalami gejala ringan," kata Ketua Sinopharm Liu Jingzhen.

Mengutip CNN, Sabtu 21 November, Liu mengatakan vaksin telah diberikan kepada pekerja konstruksi China, diplomat, dan siswa yang bepergian ke lebih dari 150 negara di seluruh dunia selama pandemi COVID-19.

Sebagian besar dari mereka tidak ada yang melaporkan terjangkit COVID-19. Liu juga mengatakan pada 6 November ada 56.000 orang yang telah menerima vaksinasi darurat dan kemudian pergi ke luar negeri.

Misalnya, sebuah perusahaan transnasional memiliki 99 karyawan di salah satu kantornya di luar negeri, 81 di antaranya divaksinasi. Kemudian, wabah meletus di kantor, 10 dari 18 orang yang tidak divaksinasi tertular dan yang divaksinasi tidak tertular COVID-19. 

Sinopharm sejauh ini telah melakukan uji klinis Fase tiga yang melibatkan hampir 60.000 orang di 10 negara, termasuk Uni Emirat Arab, Bahrain, Mesir, Yordania, Peru, dan Argentina. Sinopharm memiliki dua kandidat vaksin, namun tidak jelas vaksin mana yang telah diberikan secara luas. 

China telah memberikan persetujuan kepada perusahaan untuk melakukan vaksinasi karena keadaan mendesak. Vaksinasi menggunakan vaksin eksperimental yang baru diuji coba beberapa bulan-bulan.

Pada Juni, perusahaan China CanSino Biologics mengumumkan telah diberikan otorisasi khusus untuk memberikan vaksin eksperimentalnya kepada Tentara Pembebasan Rakyat.

Sejak Juli, pembuat obat di China telah memberikan vaksin eksperimental kepada orang-orang yang bekerja dalam profesi "berisiko tinggi" di bawah program penggunaan darurat. Program tersebut memungkinkan vaksin percobaan digunakan dalam skala terbatas sebelum keamanan dan kemanjurannya sepenuhnya dibuktikan oleh uji klinis.

Vaksin COVID-19 eksperimental bahkan dilaporkan telah ditawarkan kepada publik di beberapa bagian China, menyebabkan beberapa warga bergegas ke seluruh negeri untuk mendapatkan vaksin.

Vaksin lainnya, Pfizer, juga telah mengumumkan hasil uji coba vaksin COVID-19 Tahap 3 pada yang dikatakan 95 persen efektif dalam mencegah penularan COVID-19, bahkan pada orang tua dan tidak menyebabkan masalah serius. Perusahaan farmasi lainnya, Moderna, juga mengumumkan bahwa vaksin COVID-19 buatannya 94,5 persen efektif.

Pfizer diperkirakan akan meminta izin penggunaan darurat Badan Pengawas Obat dan Makanan AS untuk vaksinnya.  Anthony Fauci, pakar penyakit menular terkemuka di AS, mengatakan vaksin Pfizer dan Moderna telah menunjukkan kemanjuran yang luar biasa.

"Itu luar biasa," kata Fauci. " (Vaksin) itu hampir sama dengan apa yang kita lihat dari (vaksin) campak, yang 98 persen efektif."