Bagikan:

JAKARTA - Presiden Brasil Jair Bolsonaro menolak pembelian 46 juta dosis vaksin COVID-19 buatan China. Kata Bolsonaro, ia tak akan membiarkan warganya jadi kelinci percobaan.

“Orang Brasil tidak akan menjadi kelinci percobaan siapa pun,” kata Bolsonaro, dikutip CNA, Kamis, 22 Oktober.

Bolsonaro mengungkap penolakannya untuk merespons langkah Menteri Kesehatan Eduardo Pazuello dan Gubernur Sao Paulo Joao Doria yang melakukan pembelian vaksin Sinovac dari China. Keduanya dikabarkan akan menggelontorkan uang 360 juta dolar AS --setara Rp5 triliun-- untuk mendatangkan seluruh dosis.

Bolsonaro juga mengatakan vaksin yang dibuat perusahaan farmasi China itu belum menyelesaikan tahap pengujiannya. Untuk itu, Bolsonaro tetap pada keputusannya menolak dan tidak membeli vaksin tersebut.

Senada dengan Bolsonaro. Anggota palemen Brasil, Bia Kicis mengatakan pemerintah Brasil tak akan membeli satu dosis pun vaksin buatan China. "Saya memeringatkan bahwa kami tidak akan membeli satu dosis pun vaksin dari China," kata dia.

"Dan pemerintahan saya tidak mempertahankan apa pun. Dan pemerintah akan membuka dialog dengan João Doria tentang masalah COVID-19," ungkap Kicis.

Sebelumnya, Bolsonaro dan Doria telah menjadi rival sejak pandemi COIVD-19 mulai mewabah di Brasil. Berbeda dengan Bolsonaro, Doria justru menerapkan apapun yang diperingatkan ahli kesehatan dunia untuk menahan laju penyebaran COVID-19.

Langkah itulah yang membuat Bolsonaro berang. Sebab, dengan kuncitara yang dilakukan Doria pada awal pandemi, ekonomi Brasil mencapai titik terendah yang membuat kejatuhan ekonomi lebih berbahaya dibanding COVID-19.

Sikap sekeras ini tak ditunjukkan Bolsonaro terhadap vaksin lain. Pada Juni lalu, pemerintah Brasil mengumumkan kesepakatan dengan Universitas Oxford untuk membeli seratus juta dosis vaksin COVID-19 AstraZeneca.

Akan tetapi, Bolsonaro tak akan memaksa rakyatnya untuk divaksinasi. Sejauh ini Brazil telah mengonfirmasi 5.298.772 kasus penularan COVID-19. Di antara itu, terdapat 155.403 kasus meninggal dunia.