Brasil Setujui Penggunaan Darurat Sinovac ketika Presiden Bolsonaro Masih Skeptis pada Vaksinasi
Presiden Brasil Jair Bolsonaro (Sumber: Commons WIkimedia)

Bagikan:

JAKARTA - Regulator kesehatan Brasil, Anvisa menyetujui penggunaan darurat vaksin COVID-19 buatan China, Sinovac Biotech Ltd dan vaksin buatan Inggris AstraZeneca. Hal tersebut membuka jalan vaksinasi ketika pandemi COVID-19 di Brasil memasuki gelombang kedua yang mematikan.

Mengutip Reuters, Senin, 18 Januari 2021, beberapa menit setelah dewan Anvisa dengan suara bulat menyetujui kedua vaksin tersebut, seorang perawat berusia 54 tahun bernama Monica Calazans di Sao Paulo jadi orang pertama yang divaksinasi di negara itu. Ia menerima vaksin Sinovac yang juga dikenal sebagai CoronaVac.

Sementara itu, Presiden Brasil Jair Bolsonaro berada di bawah tekanan untuk segera memulai vaksinasi di Brasil. Brasil adalah negara selain Amerika Serikat (AS) yang jumlah kematiannya paling buruk di dunia.

Brasil telah kehilangan 200 ribu orang karena COVID-19. Meski telah disetujui, Bolsonaro sendiri skeptis terhadap vaksin. Bolsonaro pun menolak diberi vaksin.

Penundaan pengiriman vaksin dan hasil pengujian telah menahan proses vaksinasi di negara itu, yang pernah menjadi pemimpin global dalam imunisasi massal. Mirisnya, Brasil justru sekarang tertinggal secara regional, setelah negara-negara seperti Chile dan Meksiko memulai vaksinasi sejak Desember 2020.

Pemerintahan Bolsonaro memiliki tujuan untuk memulai program imunisasi nasional minggu ini. Tetapi mereka masih menunggu pengiriman vaksin AstraZeneca sebagai inti dari rencananya.

Hal tersebut menambah frustrasi publik dan menawarkan kesempatan kepada saingan politik untuk mengalahkan presiden sayap kanan tersebut. Gubernur Sao Paulo Joao Doria mengatakan keputusan Anvisa adalah kemenangan bagi sains.

Doria adalah orang yang mengawasi pusat biomedis Butantan, yang bermitra dengan Sinovac di Brasil. “Kemenangan untuk sains. Kemenangan seumur hidup. Kemenangan bagi Brasil,” kata Doria.

Bolsonaro, pesaing Doria paling potensial pada Pemilu 2022, telah mengejeknya atas kemanjuran 50 persen vaksin Sinovac. Tetapi Kementerian Kesehatan federal telah setuju untuk memeroleh dan mendistribusikan vaksin Sinovac sebagai program vaksinasi nasional.

Menteri Kesehatan Eduardo Pazuello mengatakan langkah terburu-buru memulai vaksinasi adalah “taktik pemasaran” ilegal. Ia mengklaim pemerintah akan mulai mendistribusikan vaksin ke negara bagian pada Senin, 18 Januari, dengan rencana imunisasi nasional dimulai pada Rabu, 10 Januari.

Kementerian Kesehatan telah menyiapkan dua juta dosis vaksin AstraZeneca dari India. Tetapi para pejabat di sana menyarankan mungkin perlu berminggu-minggu untuk menyetujui ekspor.

Pazuello mengatakan dirinya memperkirakan vaksin dari India itu akan tersedia di Brasil minggu ini. Gelombang kedua COVID-19 di Brasil semakin meningkat ketika negara itu menghadapi varian baru virus corona yang lebih menular.

Varian baru tersebut berasal dari negara bagian terbesar di Brasil, Amazonas. Perkembangan kasus itu mendorong Inggris dan Italia untuk melarang warga negaranya masuk ke Brasil.