Tak Ada Kewajiban Vaksin di Brasil Meski Pemerintah Telah Anggarkan 384 Juta Dolar
Presiden Brasil Jair Bolsonaro (Instagram/@jairmessiasbolsonaro)

Bagikan:

JAKARTA - Sikap Presiden Brasil Jair Bolsonaro menganggap enteng pandemi COVID-19 terus terjadi. Dalam pidato terbarunya, Bolsonaro telah mengumumkan ke khalayak bahwa empunya kebijakan takkan memaksa siapa pun untuk mendapat vaksin COVID-19 melawan pandemi.

"Tidak ada yang bisa memaksa siapa pun untuk mendapatkan vaksin," kata Bolsonaro, dikutip Reuters, Selasa, 1 September.

Komentar tersebut diungkap Bolsonaro seiring alokasi dana jutaan dolar yang disiapkan pemerintah untuk melakukan pembelian dan produksi vaksin pada waktu mendatang. Meski begitu, seperti yang Bolsonaro katakan, pemerintah tak akan memaksa orang-orang untuk melakukan vaksiniasi sekalipun Brasil telah menjadi salah satu negara yang paling parah dihantam badai COVID-19.

Dana yang dialokasikan dilaporkan sekitar 348 juta dolar atau setara Rp5 triliun untuk mendanai 100 juta dosis vaksin. Vaksin tersebut saat ini sedang dikembangkan oleh Universitas Oxford dan AstraZeneca. Hal itu dilakukan supaya nantinya vaksin COVID-19 akan diproduksi di Brasil.

Tak hanya itu. Pemerintah Negara Bagian Sao Paulo juga sedang mengerjakan kerja sama untuk vaksin potensial dengan China’s Sinovac Biotech. Kerja sama itu dilakukan dalam rangka menahan laju penyebaran COVID-19.

Brasil direncanakan akan mendapatkan pendistribusian dosis kedua vaksin tersebut pada awal tahun depan. Namun, tetap saja Bolsonaro yang diketahui baru sembuh dari COVID-19 secara konsisten tetap meremehkan kehadiran COVID-19.

Dirinya tak segan-segan menyandingkan COVID-19 sebagai flu ringan. Hal itulah yang membuatnya cenderung mengabaikan segala rekomendasi ilmiah terkait pencegahan COVID-19 dan menentang upaya kuncitara wilayah oleh gubernur maupun walikota Brasil.

Sejauh ini Brazil telah mengonfirmasi 3,908,272 kasus penularan COVID-19. Di antara itu, terdapat 121,381 kasus meninggal dunia.