Menghitung Prabowo Maju Lagi di Pilpres 2024, Gerindra Disarankan Cari Calon Lain
JAKARTA - Partai Gerindra nampaknya masih penasaran untuk menjadikan pimpinan partainya menjadi Presiden Republik Indonesia. Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto, memang tak malu-malu jika ada kesempatan untuk maju menjadi calon presiden ketiga kalinya.
"Loh kalau untuk mengabdi dan diberi kesempatan, diberi kepercayaan kenapa tidak?" kata Prabowo dalam podcast Deddy Corbuzier, seperti dilihat Minggu, 13 Juni.
"Saya katakan, 2024 Pak Prabowo insyaallah akan maju dalam laga pilpres," ujar Muzani dalam keterangannya, Minggu, 10 Oktober.
"Tekad kita untuk memenangkan Pak Prabowo di 2024 harus lebih besar. Saya minta dengan hormat, jangan sampai ada anggota DPRD Sulsel menyebabkan kekalahan kita. Saudara harus menjadi faktor penentu kemenangan bagi Pak Prabowo," ucap Muzani.
"Paling tidak dengan target minimal kemenangan 65 persen. Dengan target itu, maka, jadikanlah Sulsel sebagai kandang Gerindra," imbuhnya.
Baca juga:
- Gerindra Bulatkan Tekat: Prabowo Subianto Siap Maju dalam Laga Pilpres 2024
- Prabowo Memang Masih Juara di Survei Politik, Tapi Ada Tokoh-tokoh Baru yang Menguat untuk Pilpres 2024
- Didukung Maju Pilpres 2024, Luhut Pandjaitan Tak Pernah Terpikir Jadi Capres, Tetap Ukur Diri
- Relawan Deklarasi Dukung Luhut Jadi Capres 2024, Alasannya Semua Tugas Jokowi Beres di Tangan LBP
"Dalam format pertanyaan semi terbuka dengan daftar 42 nama, Prabowo mendapat dukungan 18,1 persen," kata Direktur Riset SMRC Deni Irvani dalam konferensi pers secara virtual, Kamis, 7 Oktober.
Dari survei tersebut, posisi kedua ditempati Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan tingkat elektabilitas 15,8 persen, disusul nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan 11,1 persen.
Sementara, di posisi keempat ada nama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dengan elektabilitas 4,8 persen, dan posisi kelima Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) 3,6 persen.
Margin of error dari survei ini adalah 3,19 persen dengan tingkat kepercayaan mencapai 95 persen. Sebagai catatan, response rate yang valid sebesar 981 orang atau 80 persen. Mereka dianalisis dan diwawancara tatap muka.
Pasalnya, meski juara di berbagai lembaga survei namun elektabilitas menteri pertahanan RI itu cenderung stagnan bahkan menurun belakangan ini.
"Prabowo sudah dalam tahapan yang sangat stagnan, sementara Sandiaga Uno masih cukup dinamis dan berpeluang jauh meninggalkan Prabowo Subianto," ujar Dedi kepada VOI, Selasa, 5 Oktober.
Dalam temuan IPO sendiri di dalam 2-10 Agustus lalu, lanjutnya, Sandiaga sudah meninggalkan Prabowo baik dari sisi popularitas maupun elektabilitas.
"Artinya Gerindra harus betul-betul matang. Kalau Gerindra mengajukan kembali Prabowo dan tidak lagi mengusung Sandiaga maka peluang kalah lebih besar dibandingkan dengan mengusung Sandiaga," jelas Dedi.
Kemudian, kata Dedi, tren di Pilpres 2024 adalah tren tokoh baru. Misalnya, Anies Baswedan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Erick Tohir, Ganjar Pranowo, adalah nama baru yang dalam benak publik belum pernah mengikuti kontestasi.
"Kalau saya diminta saran, saya akan mengajukan Sandiaga Uno, lebih potensial," sambungnya.
"Betul (jangan memaksakan, red). Kalau tujuan mereka untuk menang, saya kira Prabowo harus merelakan posisi kandidat capres. Kalau posisinya hanya untuk memenuhi hasrat politik ya silahkan saja, tetapi di atas angka Prabowo tidak lagi menarik bagi pemilih terutama di 2024," tandasnya