Duka Megawati untuk Sabam Sirait Deklarator PDI Perjuangan
JAKARTA - Ketum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyampaikan duka cita mendalam atas wafatnya Sabam Sirait. Sabam Sirait merupakan salah satu deklarator PDI Perjuangan.
“Kita dapat berita duka, deklarator yang masih ada, karena yang lain sudah lama meninggalkan kita, sudah semua meninggal. Tadi pagi kami mendengar satu-satunya deklarator Bapak Sabam Sirait telah meninggalkan kita semua. Dengan rasa duka cita seluruh stakeholder partai mengucapkan duka cita sangat mendalam,” kata Megawati dalam pertemuan virtual para pengurus PDIP dikutip dari YouTube PDI Perjuangan, Jumat, 1 Oktober.
Politikus senior PDI Perjuangan Sabam Sirait tutup usia pada Rabu ,29 September 2021. Sabam dilaporkan menderita penyakit paru-paru selama dua bulan terakhir. Berpulangnya Sabam meninggalkan duka mendalam kepada banyak politisi yang belajar darinya. Siapa Sabam Sirait sebenarnya? Berikut profil Sabam Sirait.
Baca juga:
- Bobby Nasution Bersiap Normalisasi Sungai Bedera Medan, Anggaran Pembebasan Lahan Capai Rp71 Miliar
- Pamit dari KPK, Novel Baswedan Dkk Dilepas dengan Tangis Oleh Pegawai Aktif: Sampai Jumpa, Sampai Ketemu
- Anies Bakal Gusur Puluhan Rumah di Karet Tengsin untuk Kembalikan Aset Daerah
- Terancam Sanksi Washington, Presiden Erdogan: Seandainya AS Jual Rudal Patriot, Ankara Tidak Beli S-400 Rusia
Siapa Sabam Sirait?
Sabam Sirait adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Ia lahir dari pasangan F.H. Sirait, salah seorang pendiri Partai Kristen Indonesia (Parkindo) dan Julia Sibuea. (selengkapnya tentang Sabam Sirait klik di sini)
Sabam Sirait menikah dengan Sondang Sidabutar, dokter lulusan Universitas Sumatera Utara (USU). Dari pernikahan Sabam dan Sondang, keduanya memiliki empat anak.
Sabam Sirait menjabat sebagai Anggota DPD sejak 15 Januari 2018, menggantikan A.M. Fatwa, yang wafat pada Desember 2017. Sabam Sirait memiliki putra yang juga politisi PDI Perjuangan dan Anggota DPR RI, Maruarar Sirait.
Pada 1 Oktober 2019, Sabam menjadi pimpinan sementara MPR tertua untuk periode 2019–2024. Mengutip situs resmi DPD RI, Sabam memulai karier politiknya ketika kuliah di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI) pada 1958.
Ia tertarik, "Karena melihat kekosongan setelah partai-partai dibubarkan Bung Karno." aktif sebagai ketua cabang Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Jakarta. Selain itu, Sabam banyak terlibat dalam kegiatan organisasi politik.
Sebelum menjabat sebagai Sekjen DPP PDI, ia menjabat sebagai Sekjen DPP Parkindo. Sebelum Pemilu 1982,
Sabam menjadi anggota DPR-RI dengan jabatan Wakil Ketua Komisi II dan Wakil Ketua Badan Pekerja MPR-RI. Pada Pemilu 1987, Sabam tidak muluk-muluk saat membuat target untuk PDI.
Ia berkata "Pesta demokrasi hendaknya diselenggarakan sesuai dengan UU, luber, jujur dan adil, sesuai dengan demokrasi Pancasila."
Sejumlah posisi yang pernah digeluti oleh Sabam adalah; Pegawai Administrasi di SMA PSKD di Jakarta (1957–1958), Pegawai Lembaga Administrasi Negara (LAN) di Jakarta (1958–1960), Anggota DPR GR / MPRS (1967–1971), Wakil Ketua Badan Pekerja DPR GR / MPRS (1971–1973), Anggota DPR RI Fraksi PDI (1973–1977), Anggota DPR RI Fraksi PDI (1977–1982), Angota Dewan Pertimbangan Agung (DPA) (1983–1988), Angota Dewan Pertimbangan Agung (DPA) (1988–1992), Anggota DPR RI Fraksi PDI (Wakil Ketua Komisi I DPR RI) (1992–1997), dan Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan (1999–2004).
Sabam Sirait juga menjadi salah satu politisi yang mendukung Palestina. Pada 2010, Sabam Sirait mengikuti aksi damai yang diselenggarakan PKS di pelataran Monas untuk menyampaikan dukungan terhadap Palestina.