JAKARTA - Politikus PDIP Said Abdullah menyampaikan duka cita mendalam atas meninggalnya pendiri PDIP, Sabam Sirait. Sabam meninggal dunia di usia 85 tahun pada Rabu, 29 September.
Said mengungkapkan, Sabam merupakan sosok senior teladan bagi para juniornya di partai berlambang banteng itu. Sabam, kata dia, memiliki tinta emas dalam perjalanan PDIP hingga menjadi parpol nomor satu di Indonesia.
"Jasanya Sabam Sirait, beliau adalah senior partai yang selalu memberikan keteladanan bagi juniornya. Itu tidak akan pernah dilupakan. Dan Pak Sabam punya tinta emas dalam perjalanan PDIP," ungkap Ketua Banggar DPR itu kepada VOI di Kompleks Parlemen, Senayan, Kamis, 30 September.
"Ia meletakkan pondasi (hingga, red) PDIP besar seperti ini. Kita langsung merasa kehilangan dengan wafatnya beliau," sambungnya.
Legislator Jawa Timur itu mengaku akan ke rumah duka untuk memberikan penghormatan terakhir untuk anggota DPD RI itu sesuai instruksi Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
BACA JUGA:
"Kita seluruh kader diperintahkan Ibu ketua umum untuk datang takziah secepatnya, semua anggota," demikian Said.
Sebelumnya, DPP PDIP mengucapkan duka cita mendalam atas wafatnya politikus sekaligus pendiri Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Sabam Sirait.
“Pagi ini saya melaporkan kepada Ibu Megawati Soekarnoputri. Seluruh keluarga besar PDI Perjuangan mengucapkan bela sungkawa yang mendalam," ujar Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, Kamis, 30 September.
Mengingat jasa-jasa Sabam Sirait yang dikenal sebagai deklarator partai ketika fusi partai dilakukan pada 1973 menjadi PDI, kata Hasto, partai memberi penghormatan pada almarhum melalui protokol partai.