Presiden Biden dan Presiden Macron Sudah Berbicara di Telepon, Menlu Prancis: Perlu Waktu Pulihkan Kepercayaan
JAKARTA - Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian mengatakan kepada Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken pada Hari Kamis, akan membutuhkan waktu dan tindakan untuk memulihkan kepercayaan dalam hubungan, setelah krisis yang dipicu oleh pembatalan kontrak kapal selam Australia dengan Paris.
Prancis marah dengan keputusan Australia minggu lalu untuk memilih kesepakatan dengan Amerika Serikat dan Inggris untuk membeli kapal selam nuklir, dan memanggil duta besarnya ke Washington dan Canberra untuk konsultasi.
Pertemuan Menlu Blinken dan Menlu Le Drian terjadi setelah Presiden AS Joe Biden dan Presiden Prancis Emmanuel Macron berbicara melalui telepon pada Hari Rabu, sepakat untuk meluncurkan konsultasi mendalam untuk membangun kembali kepercayaan antara kedua sekutu NATO tersebut. Mereka juga sepakat untuk bertemu di Eropa pada akhir Oktober.
Menlu Le Drian mengatakan dalam sebuah pernyataan, dia telah membahas dengan Menlu Blinken di PBB di New York 'syarat dan masalah utama' yang akan dibahas selama konsultasi mendalam tersebut.
Sementara, Departemen Luar Negeri AS mengatakan Menlu Blinken dan Menlu Le Drian juga telah membahas kerja sama antara Amerika Serikat dan negara-negara Eropa, termasuk Prancis di kawasan Indo-Pasifik.
Menlu Blinken mengatakan dalam konferensi pers pada Hari Kamis, jika dirinya berkomitmen untuk bekerja sama dengan Menlu Le Drian dalam konsultasi.
"Kami menyadari ini akan memakan waktu dan kerja, akan ditunjukkan tidak hanya dalam kata-kata, tetapi dalam perbuatan," kata Blinken, mengutip Reuters Jumat 24 September.
"Saya yakin kepentingan kita bersama begitu kuat dan nilai-nilai yang kita bagikan begitu tak tergoyahkan, sehingga kita akan terus maju dan menyelesaikan pekerjaan yang baik," pungkasnya.
Baca juga:
- Sembunyi dari Taliban, Pilot Didikan Amerika Serikat dan Seratusan Warga Afghanistan Menanti Evakuasi di Tajikistan
- Presiden Jokowi Sebut Five Point of Consensus Krisis Myanmar Butuh Komitmen Kelompok Militer
- Pidato di PBB, Presiden Jokowi Tekankan Perlunya Penataan Ulang Arsitektur Ketahanan Kesehatan Global
- Jabat Presidensi G20, Presiden Jokowi: Inklusifitas Prioritas Kepemimpinan Indonesia
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Presiden Prancis Emmanuel Macron bergerak cepat untuk memperbaiki hubungan kedua negara, dengan Paris setuju untuk mengirim kembali duta besarnya kembali bertugas di Washington.
Pada saat yang sama, Gedung putih juga mengakui kesalahan dalam menengahi kesepakatan bagi Australia untuk membeli kapal selam Amerika Serikat daripada Prancis, tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan Paris.
Dalam pernyataan bersama yang dikeluarkan setelah berbicara selama 30 menit di telepon, kedua pemimpin sepakat untuk meluncurkan konsultasi mendalam untuk membangun kembali kepercayaan, dan bertemu di Eropa pada akhir Oktober.