Tower Bersama, Perusahaan Menara Milik Konglomerat Edwin Soeryadjaya dan Sandiaga Uno Raup Pendapatan Rp2,97 Triliun di Semester I 2021
JAKARTA - PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) mencatatkan pertumbuhan kinerja di tengah tahun 2021. Di semester I 2021, pendapatan dan laba perusahaan menara ini tumbuh cukup signifikan.
Dalam laporan keuangan TBIG yang dipublikasikan di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Senin 6 September, perusahaan milik konglomerat Edwin Soeryadjaya dan Sandiaga Uno ini mampu menumbuhkan pendapatan sebesar 15,56 persen menjadi Rp2,97 triliun, dibandingkan raihan Rp 2,57 triliun pada semester I 2020.
TBIG juga membukukan kenaikan pada laba bersih periode berjalan menjadi Rp689,83 miliar atau tumbuh 28,24 persen dibandingkan periode enam bulan pertama 2020. Dari sisi bottom line, TBIG mencatatkan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp663,26 miliar atau naik 29,92 persen dari periode yang sama tahun lalu.
CEO Tower Bersama Infrastructure Hardi Wijaya Liong mengungkapkan, pada bulan April lalu TBIG telah merampungkan pembelian 3.000 menara dari PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST). Maka per 30 Juni 2021, TBIG memiliki 37.232 penyewaan dan 19.709 sites telekomunikasi.
Sites telekomunikasi milik TBIG terdiri dari 19.598 menara telekomunikasi dan 111 jaringan DAS. Dengan angka total penyewaan pada menara telekomunikasi sebanyak 37.121, maka rasio kolokasi (tenancy ratio) TBIG menjadi 1,89x.
Baca juga:
- Perusahaan Milik Konglomerat Edwin Soeryadjaya dan Sandiaga Uno Jajaki Penjualan Saham Tower Bersama, Nilainya Gila-gilaan: Rp43,5 Triliun
- Saratoga, Perusahaan Milik Konglomerat Edwin Soeryadjaya dan Sandiaga Uno Ini Raup Laba Rp15,3 Triliun di Semester I 2021
- Saratoga Milik Konglomerat Edwin Soeryadjaya dan Sandiaga Uno Laporkan Tiga Akun Telegram yang Catut Nama untuk Investasi Bodong
- Perusahaan Tower Milik Konglomerat Edwin Soeryadjaya dan Sandiaga Uno Ini Mau Terbitkan Obligasi Rp1,2 Triliun
"Dengan senang hati kami mengumumkan bahwa pembelian 3.000 menara dari IBST telah diselesaikan di awal April. Pertambahan pendapatan dan EBITDA dari akuisisi ini telah digabungkan di dalam laporan keuangan kuartal kedua. Di enam bulan pertama 2021, kami telah menambahkan 3.465 sites telekomunikasi dan 2.180 kolokasi ke dalam portofolio kami," ujar Hardi dalam keterangan tertulisnya.
Penambahan menara IBST telah menyebabkan penurunan rasio kolokasi TBIG dari 1,98x di kuartal pertama menjadi 1,89x di akhir kuartal kedua. Seiring dengan pelanggan telekomunikasi TBIG yang terus memperkuat dan memperluas jaringan mereka, kata Hardi, TBIG memperkirakan adanya peningkatan permintaan untuk kolokasi.
"Dengan adanya pandemi COVID-19 yang berlanjut, tim manajemen kami mengambil langkah-langkah tambahan untuk memastikan kami menjaga kesehatan karyawan kami dan menjaga kemampuan kami untuk beroperasi selama masa yang tidak pasti ini," jelas Hardi.