IPW : Polri Harus Cari Aktor Intelektual Dalang Tawuran Johar Baru

JAKARTA - Plt Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso menyoroti fenomena tawuran yang terjadi di sejumlah wilayah di Jakarta. Khususnya di kawasan Johar Baru, Jakarta Pusat yang merenggut nyawa satu orang warga driver ojek online.

Menurut pengamatan IPW, fenomena tawuran bukan hanya tugas dan tanggungjawab Polri saja dalam menjaga ketertiban masyarakat. Melainkan tugas seluruh elemen masyarakat mulai tokoh agama, tokoh masyarakat hingga pemerintah daerah serta lembaga lainnya.

"Tawuran ini adalah fenomena sosial bukan hanya sekedar fenomena hukum. Persoalan tawuran antar pelajar, antar kampung dan antar geng ini masuk ranah fenomena sosial politik. Jadi harus dicari akar masalahnya," kata Teguh saat dihubungi VOI, Kamis 19 Agustus.

Fenomena sosial yang dimaksud ini adalah tawuran di kalangan pelajar yang dimotivasi agar terlihat jago. Mereka, kata Teguh, akan merasa posisinya lebih tinggi jika mereka berani, melukai musuh dan dipenjara.

"Ini adalah satu sisi psikologis yang membuat mereka posisinya naik di kalangan strata sosial kelompok mereka," katanya.

Fenomena tawuran, lanjutnya, menjadi cermin dari masyarakat yang sudah gundah dengan masa depannya, tentang penghidupan yang tidak berkepastian.

"Diduga ada kelompok-kelompok yang menggerakan. Kelompok yang menggerakan inikan punya kekuatan dengan tujuan-tujuan tertentu, ini fenomena sosial," ujarnya.

Dalam hal ini, polisi hanya berada di ujung permasalahan ketika mereka sudah pecah tawuran. Meski demikian, polisi dapat mengambil langkah preventif dengan mendeteksi kantong- kantong atau kampung yang sering tawuran.

"Polisi bisa mengambil preventif dengan mengedepankan alim ulama. Tokoh agama, tokoh masyarakat dan pemda harus berkolaborasi. Jangan dibebankan ke Polri saja, apalagi kekuatan polisi ditingkat Polsek jika dibandingkan dengan jumlah masyarakat sangat jauh sekali," katanya.

Selain itu, polisi juga harus mencari dalang dan provokator tawuran antar wilayah yang terus terulang.

"Aktor intelektual atau siapa yang menghasut terjadinya tawuran tersebut harus ditangkap," ujarnya.)