Kecanduan Main TikTok, Hati-Hati Kena TikTok Syndrome

JAKARTA - Platform video kreatif TikTok memang sedang populer di masyarakat. Tak cuma generasi milenial, selebritis hingga pejabat negara pun bisa dengan mudahnya menjajal aplikasi ini.

Aplikasi besutan ByteDance asal China ini cukup menyedot perhatian pengguna internet di Indonesia. Buktinya pengguna Tiktok di Indonesia rata-rata menonton sekitar 100 video Tiktok setiap harinya.

Saking digandrunginya, seorang remaja berusia 18 tahun mengklaim dirinya terkena TikTok Syndrome. Di mana sindrom ini, memperlihatkan gejala seseorang yang bergerak secara tiba-tiba mengikuti alunan lagu TikTok. 

"Nama saya kaesar usia 18 tahun saya menderita Tiktok Syndrome. Awalnya saya bermain tiktok itu cuma untuk senang-senang doang, tapi lama kelamaan saya merasa ada yang aneh, saya seperti tidak bisa mengontrol tubuh saya dan ternyata setelah saya cek saya terkena Tiktok syndrome," tuturnya lewat akun Instagram @kesarnst, Rabu, 24 Juni. 

Menurut pengakuannya setelah terkena TikTok Syndrome, dirinya sering berjoget-joget sendiri tanpa dikehendaki. Ia sampai harus mengkonsumsi obat penenang, agar tubuhnya tak bergerak-gerak secara spontan.

"Saya harus minum obat dua kali sehari untuk meditasi agar tubuh saya tidak bergerak-gerak terus. Lama-lama saya terbiasa karena minum obat dengan rutin. Dan dokter menyarankan saya untuk mengurangi main TikTok," sambung remaja tersebut.

Terlepas dari kebenaran penyakit tersebut, nyatanya video mengenai pengakuan remaja yang menderita Tiktok Syndrome ini mendapat beragam respon dari warganet. Video ini pun telah ditonton lebih dari 1,2 juta penonton.

"Intinya, jangan berlebihan pada sesuatu yang tidak bermanfaat," komentar warganet.

"Kak lu jangan main tiktok mulu tuh gw takut nanti kita kena tiktok syndrome wkwk," tulis warganet lainnya di kolom komentar video tersebut.

Namun perlu diperhatikan, video ini diduga sengaja dibuat dengan maksud menyindir orang-orang yang kecanduan bermain TikTok. Sebab, sejauh ini belum ada keterangan dari ahli medis maupun psikologis mengenai keberadaan sindrom TikTok.

Bagaimana pun juga, video TikTok memang didominasi dengan rekaman-rekaman yang menarik perhatian ketika membuka aplikasi ini. Lantunan musik yang cenderung ceria ditambah tingkah laku dari tarian warganet, bisa jadi daya tarik utama aplikasi ini. 

Belum lagi tantangan-tantangan atau challenge yang kerap dibuat warganet di TikTok, semakin menarik minat penggunanya untuk bersenang-senang. Menurut Head of User and Content Tiktok Indonesia, Angga Anugrah Putra, angka pengguna TikTok di Indonesia terus mengalami peningkatan.

Tercatat di tahun 2019, jumlah pengguna Tiktok mencapai 700 juta pengguna. Jumlah itu meroket jauh dibandingkan tahun sebelumnya, di mana pengguna TikTok di Indonesia masih sekitar 10 juta pengguna.