Taliban Kuasai Kabul, Kemlu RI: Proses Evakuasi WNI Terus Dimatangkan, KBRI Dijalankan Tim Terbatas
JAKARTA - Pemerintah Indonesia mengikuti secara seksama kondisi yang terjadi di Afghanistan, seiring dengan keberhasilan milisi Taliban memasuki ibu kota Afghanistan, Kabul, Hari Minggu Kemarin.
Keberhasilan Taliban ini diikuti dengan keluarnya Presiden Ashraf Ghani, serta negara-negara asing mengebut proses evakuasi misi diplomatik dan warganya yang ada di Afghanistan.
Dalam penyataannya, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) menekankan tujuh hal terkait perkembangan yang terjadi di Afghanistan saat ini.
"Indonesia memantau secara dekat perkembangan yang sangat cepat yang terjadi di Afghanistan. Kemudian, Indonesia juga berharap penyelesaian politik tetap dapat dilakukan, melalui Afghan-owned, Afghan-led," sebut Kementerian Luar Negeri Indonesia, dalam pernyataannya Senin 16 Agustus.
Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri juga menyebut, perdamaian dan stabilitas tentunya sangat diharapkan oleh masyarakat Afghanistan dan dunia internasional.
"Indonesia terus melakukan komunikasi dengan semua pihak di Afghanistan dan juga dengan Perwakilan PBB dan Perwakilan Asing di Afghanistan," lanjut pernyataan tersebut.
Terkait dengan keselamataan dan kondisi warga negara Indonesia (WNI) di negara tersebut, Kementerian Luar Negeri menyebut, keselamatan WNI, termasuk staf KBRI Kabul, merupakan prioritas pemerintah Indonesia.
"Persiapan evakuasi terus dimatangkan, antara lain melalui komunikasi dengan berbagai pihak terkait di lapangan," jelas Kementerian Luar Negeri.
"Misi KBRI Kabul akan tetap dijalankan dengan tim esensial terbatas, sambil terus dilakukan pemantauan situasi keamanan di Afghanistan," pungkas pernyataan tersebut.
Sebelumnya, Pemerintah Indonesia telah menyiapkan rencana kontijensi untuk semua perwakikan Republik Indonesia, serta menjadi komunikasi dengan Warga Negara Indonesia (WNI) terkait situasi terkini di Kabul.
"Rencana kontijensi disiapkan untuk semua perwakilan Republik Indonesia di luar negeri, berdasarkan peraturan untuk mengantisipasi perkembangan politik yang dramatis atau suatu bencana," jelas Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Teuku Faizasyah saat dikonfirmasi VOI Senin 16 Agustus.
Baca juga:
- Akui Kemenangan Taliban, Presiden Afghanistan: Sekarang Mereka Bertanggung Jawab
- AS Kirim 1.000 Pasukan dari Satuan Legendaris Perang Dunia II ke Afghanistan, Menlu Blinken: Ini Bukan Vietnam
- Taliban Kuasai Kabul, PM Inggris: Keputusan AS Menarik Pasukan Ikut Mempercepat
- Enggan Terburu-buru Akui Rezim Taliban, Rusia Salahkan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani
Terkait dengan proses keberadaan WNI di Afghanistan di mana Taliban mulai menguasai mayoritas negara tersebut, Teuku Faizasyah menyebut terus melakukan pemantauan dan komunikasi. Seperti diketahui, sejumlah negara sudah melakukan atau tengah mempersiapkan evakuasi warganya dari Afghanistan, seiring dengan masuknya Taliban ke Kabul.
"Kondisi terkini WNI di Afghanistan terus diobservasi dan komunikasi dengan mereka terus berlangsung," ungkapnya.
Untuk diketahui, proses Afghan-owned, Afghan-led adalah, proses penyelesaian konflik yang mengedepankan kepentingan rakyat Afghanistan dalam perdamaian, dengan melibatkan seluruh pihak dan elemen di internal Afghanistan.