Studi Baru Ungkap Situs Warisan Dunia UNESCO Manchu Picchu di Peru 20 Tahun lebih Tua

JAKARTA - Sebuah studi baru tentang Benteng Inca dari abad ke-15 yang terkenal di dunia, di Machu Picchu membuat para ilmuwan percaya, Situs Warisan Dunia UNESCO tersebut setidaknya 20 tahun lebih tua dari yang diperkirakan sebelumnya.

Selama bertahun-tahun, para sejarawan berasumsi, situs yang terletak di Peru selatan ini dibangun beberapa waktu setelah 1438 M. Ini terutama didasarkan pada catatan Spanyol abad ke-16, dari penaklukan mereka atas wilayah tersebut.

Tapi sekarang, teknik penanggalan radiokarbon baru yang dilakukan di situs tersebut menunjukkan benteng itu diduduki dari sekitar tahun 1420 M, hampir dua dekade sebelumnya.

"Ini adalah studi pertama berdasarkan bukti ilmiah yang memberikan perkiraan tentang berdirinya Machu Picchu dan lamanya pendudukannya," kata Richard Burger, seorang profesor antropologi di Universitas Yale yang memimpin penelitian tersebut, mengutip The National News 4 Agustus

"Hasilnya menunjukkan, diskusi tentang perkembangan Kerajaan Inca yang didasarkan terutama pada catatan kolonial memerlukan revisi," sambungnya. Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal peer-review 'Antiquity'.

Ilustrasi kawasan Manchu Picchu. (Wikimedia Commons Charles J. Sharp)

Burger dan timnya menggunakan accelerator mass spectrometry (AMS) penanggalan sisa-sisa manusia untuk sampai pada kesimpulan. Tim mengamati 26 individu dari kuburan di Machu Picchu yang ditemukan di situs tersebut selama penggalian pada tahun 1912.

Terpilih sebagai salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia Baru pada tahun 2007, Machu Picchu dinyatakan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada tahun 1983. Sebuah tujuan wisata yang sangat populer, menerima lebih dari setengah juta pengunjung setahun sebelum pandemi virus corona.

Pada tahun 2017, pihak berwenang Peru berusaha melindungi situs tersebut dengan memperkenalkan slot waktu bertiket, untuk mengontrol arus pengunjung di pemukiman tersebut.

Bertengger di antara dua gunung, situs ini terdiri dari sekitar 200 struktur batu, yang meliputi sisa-sisa pemandian seremonial, kuil, lumbung dan saluran air.

Diyakini telah dibangun sebagai istana untuk Kaisar Inca Pachacuti, kompleks bangunan ini ditinggalkan sekitar 1572 M sebagai konsekuensi dari invasi Spanyol ke tanah Inca. Situs ini tidak ditemukan oleh penjajah, meskipun selalu diketahui penduduk setempat, sampai penjelajah Amerika Hiram Bingham membawanya ke perhatian internasional pada tahun 1911.

Untuk diketahui, pada Oktober 2020, situs tersebut dibuka untuk umum untuk pertama kalinya setelah berbulan-bulan ditutup karena pandemi. Pengunjung pertamanya adalah seorang turis Jepang yang terdampar di Peru.