Bertemu Menlu Retno Marsudi, Penasihat Keamanan AS Dukung ASEAN Soal Penyelesaian Konflik Myanmar
JAKARTA - Penasihat Keamanan Nasional (NSA) Amerika Serikat (AS) Jake Sullivan mendukung upaya ASEAN dalam rangka menyelesaikan konflik di Myanmar. Ini disampaikannya saat bertemu dengan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi di Gedung Putih, Washington DC, AS Senin 2 Agustus kemarin.
Dalam pertemuan kemarin, Menlu Retno dan Penasihat Jake membahas beragam isu, satu di antaranya mengenai keamanan kawasan, dengan menyoroti perkembangan di Myanmar, kerja sama di Indo-Pasifik, hingga proses perdamaian di Afghanistan.
"Terkait perkembangan di Myanmar, NSA Sullivan sampaikan dukungan AS terhadap peran ASEAN, termasuk dalam upaya merestorasi demokrasi dan bantuan kemanusiaan bagi rakyat Myanmar dalam menghadapi pandemi COVID-19," jelas Menlu Retno dalam keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri Indonesia, Selasa 3 Agustus.
Sebelumnya, Menlu Retno menekankan ASEAN tidak tinggal diam terkait bantuan kemanusiaan untuk warga Myanmar, terutama untuk perempuan dan anak-anak yang sangat terdampak dari konflik saat ini.
Menlu Retno mengatakan, dirinya dan NSA Sullivan menyadari pentingnya semua pihak untuk dapat terus berkontribusi bagi upaya menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan Indo Pasifik. Indonesia menyampaikan ASEAN terbuka melakukan kerjasama konkrit bagi pelaksanaan 'ASEAN Outlook on the Indo-Pacific', dengan fokus pada 4 prioritas, yaitu kerjasama di bidang maritim, konektivitas, SDGs dan perdagangan investasi.
"Mengenai Afghanistan, kami berkomitmen untuk terus mendorong proses perdamaian yang diterima oleh seluruh pihak serta sesuai keinginan rakyat Afghanistan. Saya juga menyampaikan, Indonesia akan melanjutkan kerjasama dengan Afghanistan, terutama di bidang pemberdayaan perempuan," terang Menlu Retno.
Selain masalah stabilitas kawasan, Menlu Retno dan Jake Sullivan juga membahas isu bilateral guna memperkuat kemitraan strategis Indonesia dengan AS. Misalnya, bantuan Negeri Paman Sam untuk Indonesia terkait penanganan pandemi COVID-19.
Baca juga:
- AS Jual 18 Helikopter Perang Plus Mesin Cadangan, GPS dan Senjata ke Israel Senilai Rp48,8 Triliun
- Studi Denmark: Mencampur Vaksin AstraZeneca dengan Pfizer atau Moderna Efektif Cegah COVID-19 hingga 88 Persen
- Jerman Kirim Fregat Rasa Kapal Perusak ke Laut China Selatan, Pernah Jadi Kapal Komando NATO dan UNIFIL
- Buntut Tuduhan Penyerangan Kapal Tanker di Laut Arab, Iran Siap Ladeni Ancaman Israel hingga Inggris
Kemarin, Penasihat Keamanan AS Jake Sullivan menyampaikan komitmen tambahan bantuan AS senilai 30 juta dolar AS untuk penanganan pandemi, berupa pasokan peralatan oksigen, alat kesehatan dan obat-obatan.
Sehingga total hingga saat ini, AS telah memberikan dukungan sejak awal pandemi sebesar 65 juta dolar AS, serta 8.000.160 dosis vaksin COVID-19 dengan skema dose-sharing melalui COVAX Facility.