Angkatan Laut Kolombia Sita 5,4 Ton Kokain Senilai Rp2,6 Triliun Milik Geng Narkoba Clan del Golfo

JAKARTA - Otoritas Kolombia bekerja sama dengan aparat Panama dan Amerika Serikat, berhasil menyita 5,4 ton kokain senilai 185 juta dolar Amerika Serikat atau setara dengan Rp2.682.500.000.000, Rabu 14 Juli waktu setempat.

Angkatan Laut Kolombia dalam pernyataannya menerangkan, narkoba itu ditemukan saat sebuah speedboat melarikan diri kembali ke perairan Kolombia, setelah terdeteksi oleh otoritas Panama dan dikejar oleh anggota penjaga pantai Kolombia.

Setelah pemeriksaan rinci di daerah tersebut, anggota penjaga pantai menemukan kapal yang mencurigakan dengan 81 karung di dalamnya dan 147 karung lainnya yang tersembunyi di vegetasi sekitarnya, yang bersama-sama berisi kokain.

"Jika barang dagangan terlarang ini telah tiba di Amerika Serikat atau Eropa, sangat pasti itu berarti 16 juta dosis di jalan-jalan negara-negara itu, yang akan mempengaruhi kesehatan masyarakat dunia," kata Laksamana Muda Juan Rozo Obregon, Komandan Satuan Tugas Karibia Angkatan Laut Kolombia.

Pihak berwenang Kolombia menyebut, narkoba itu milik geng kriminal Clan del Golfo. Kelompok ini dipimpin oleh Dairo Antonio Usuga, yang dikenal sebagai 'Otoniel', tersangka penyelundup narkoba paling dicari di Kolombia.

Meskipun telah berpuluh-puluh tahun memerangi perdagangan narkoba, Kolombia tetap menjadi salah satu produsen kokain terbesar di dunia dan menghadapi tekanan terus-menerus dari Amerika Serikat, untuk mengurangi panen dan produksi narkoba yang telah lama mendanai konflik bersenjata internal Kolombia.

Pasukan keamanan Kolombia menghancurkan sekitar 130.000 hektar (321.000 hektar) koka pada tahun 2020, dan menyita sekitar 505 ton kokain.

Sementara, akhir Juni lalu militer Kolombia telah menyita enam metrik ton kokain dari gerilyawan sayap kiri, Tentara Pembebasan Nasional (ELN) di kawasan hutan di tenggara negara itu, sebut Menteri Pertahanan Diego Molano, Selasa 29 Juni waktu setempat.

Kokain itu disita dalam sebuah operasi di kotamadya pedesaan Samaniego di Provinsi Narino, Kolombia, dekat pantai Pasifik.

"Penyergapan dan penyitaan ini merugikan keuangan kelompok ini," ungkap Molano dalam sebuah pernyataan kepada wartawan, menambahkan bahwa obat-obatan disita dari kompleks yang memasok ELN dengan keuntungan bulanan senilai 8 juta dolar Amerika Serikat.

Untuk diketahui, Clan del Golfo, atau Klan Teluk, dianggap sebagai geng kriminal terbesar di Kolombia yang terdiri dari mantan paramiliter sayap kanan. Seorang pejabat tinggi militer Kolombia pada Januari lalu menyebut, kelompok ini memiliki sekitar 1.600 anggota pada tahun 2016 silam. 

Awal pekan ini, Kementerian Pertahanan Kolombia melaporkan bahwa lima anggota Clan del Golfo tewas di Provinsi Norte de Santander di negara itu, termasuk seorang pemimpin regional, sementara lima lainnya ditangkap selama operasi militer.