Bagikan:

JAKARTA - Lebih dari 5.000 pengunjuk rasa anti-vaksin, beberapa dari mereka mengibarkan bendera Yunani dan salib kayu, berunjuk rasa di Athena pada hari Rabu waktu setempat, untuk menentang program vaksinasi virus corona Yunani.

Berteriak "ambil vaksinmu dan pergi dari sini!" dan menyerukan Perdana Menteri Kyriakos Mitsotakis untuk mengundurkan diri, para pengunjuk rasa berkumpul di luar parlemen di bawah pengawasan ketat polisi.

Protes Hari Rabu adalah aksi penolakan terbuka besar-besaran terhadap upaya vaksinasi COVID-19. Sebuah jajak pendapat baru-baru ini oleh Pulse untuk Skai TV mengungkap, sebagian besar orang Yunani mengatakan mereka akan mendapatkan vaksin, dan mayoritas mendukung vaksinasi wajib untuk beberapa segmen populasi.

Sekitar 41 persen orang Yunani sudah divaksinasi lengkap. Pada Hari Senin, pemerintah memerintahkan vaksinasi wajib bagi petugas kesehatan dan staf panti jompo, menyusul peningkatan tajam dalam infeksi COVID-19 baru di tengah musim pariwisata yang vital.

"Setiap orang memiliki hak untuk memilih. Kami memilih bahwa pemerintah tidak memilih untuk kami," kata Faidon Vovolis, seorang ahli jantung, yang mempertanyakan penelitian ilmiah seputar masker wajah dan vaksin dan mengepalai gerakan 'Free Again' yang disebut protes. 

Vovolis mengatakan, dia memulai kelompok itu sebagai tanggapan terhadap 'langkah-langkah keras' pemerintah, untuk mencegah penyebaran wabah COVID-19.

Aksi unjuk rasa sering terjadi di Yunani. Beberapa bulan belakangan, aksi unjuk rasa terkait dengan isu-isu mulai dari undang-undang perburuhan baru, hingga kampanye militer Israel terbaru di Gaza. 

Untuk diketahui, Yunani yang saat ini memiliki 11 juta penduduk, mencatat penambahan kasus infeksi COVID-19 sebanyak 2.935 kasus pada Rabu kemarin, seperti melansir Worldometers. 

Total, Negeri Para Dewa mencatat total 447.718 kasus infeksi COVID-19 dengan 12.789 kematian, sementara 411.564 pasien dinyatakan sembuh dari infeksi.