Dukungan Warga Dunia untuk George Floyd, Mulai dari Jadon Sancho hingga Perdana Menteri Kanada
JAKARTA - Aksi unjuk rasa yang memprotes tindakan kekerasan yang dilakukan oleh oknum kepolisian kepada warga kulit hitam George Floyd di Minneapolis Amerika Serikat (AS) semakin menggelora. Mereka yang menyatakan dukungan beramai-ramai turun ke jalan. Alhasil, warga dunia mulai bersimpati dengan melakukan unjuk rasa di negaranya masing-masing pada Minggu, 31 Mei.
Beberapa di antaranya, ada ribuan orang berkumpul di alun-alon Kota London, Trafalgar Square. Mereka turut memberikan dukungan kepada demonstran di AS yang memprotes kematian George Floyd. Bagi mereka yang berunjuk rasa, aksi diskriminasi kepada warga kulit hitam merupakan duri dalam daging yang kapan saja dapat mengganggu jalannya keadilan.
Melansir Huffington Post, setelah berunjuk rasa di alun-alun, para pengunjuk rasa kemudian berbaris dan melintasi kota sembari meneriakkan "Say his name" maupun "Black lives matter". Atas aksi tersebut, warga lainnya yang ada di sepanjang jalan lalu memberikan dukungan dalam bentuk tepuk tangan maupun deru bunyi klakson.
Salah seorang pengunjuk rasa, Isabelle Orsini mengungkap sangat penting halnya mengirim pesan dukungan melawan rasisme. Sebab, sekarang ini ketidakadilan rasial semakin menjadi-jadi di seluruh belahan dunia.
"AS jelas memiliki sejarah diskriminasi kulit hitam yang jauh lebih dalam dan lebih gelap. Alasan orang-orang sangat marah adalah karena kejadian ini telah membuka kembali luka ratusan tahun yang lalu. Untuk itu, sangat penting bahwa kami melakukan apa pun untuk memberi tahu pemerintah bahwa rasisme tidak akan ditoleransi," ucap Orsini.
Dukungan kepada pengunjuk rasa di AS juga ditunjukkan oleh ratusan orang di Berlin, Jerman. Mereka kemudian mendatangi Kedutaan Besar AS sembari membawa poster yang berisikan pesan "Keadilan untuk George Floyd" dan "Berhentilah membunuh kami."
Tak hanya itu, gelora dukungan juga ditunjukkan oleh bintang sepak bola yang bermain untuk Borussia Dortmund, Jadon Sacho. Dirinya yang baru saja mencetak gol dalam lanjutan liga Jerman yang sempat terhenti karena COVID-19, kemudian melakukan selerabrasi dengan menanggalkan seragam tim dan mengenakan baju bertuliskan "Keadilan untuk George Floyd."
Baca juga:
Tak pelak, pria kelahiran London selatan ini kemudian mendapat ganjaran berupa kartu kuning karena melepaskan kausnya di lapangan. Bahkan, dukungan serupa juga dilakukan oleh pemain sepak bola dari Borussia Monchengladbach, Marcus Thuram. Thuram pun mendedikasikan golnya untuk George Floyd.
Bahkan, dukungan juga datang dari Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau. Dirinya mengungkap warga Kanada yang baru saja menonton televisi dengan melihat oknum polisi melakukan kekerasan kepada Floyd, sudah tentu akan merasa kaget dan ngeri.
"Rasisme itu nyata. Tak hanya di Amerika Serikat, tetapi juga di Kanada. Dan kita tahu orang menghadapi diskriminasi sistemik, bias tak sadar, setiap hari," kata Trudeau.
"Saya menyerukan kepada semua orang Kanada, entah itu rasisme anti kulit hitam atau rasisme anti-Asia atau diskriminasi jenis apa pun, untuk berdiri bersama dalam solidaritas. Sebagai penegas agar orang-orang dapat memahami sejauh mana orang-orang terpengaruh oleh apa yang kita lihat pada pemberitaan beberapa hari terakhir," imbuhnya.
Dukungan dari Beberapa Negara
Dukungan dari negara lainnya juga terus berdatangan. Di Denmark misalnya. Pada Sabtu lalu, sekitar 2 ribu orang berkumpul dengan damai untuk melakukan protes langsung pada kedutaan AS di Kopenhagen. Setelahnya, pengujuk rasa kemudian bergerak menuju Istana Christiansborg sambil memegang papan bertuliskan "Keadilan untuk George Floyd."
Menariknya, Italia yang menjadi salah satu negara dengan korban COVID-19 terbanyak pun, pada Kamis lalu warga Milan ikut berunjuk rasa menyampaikan dukungan dengan berkumpul di depan konsulat AS pada hari Kamis lalu. Mereka yang berujuk rasa kemudian menyuarakan dukungan sembari membawa pesan bertuliskan "Aku tidak bisa bernapas" dan "Berhenti membunuh orang kulit hitam".
Warga Meksiko pun tampak tak mau ketinggalan memberi dukugan. Tepat di luar Kedutaan Besar AS di Mexico City pada Sabtu 30 Mei, mereka meninggalkan bunga di sebuah pajangan untuk mememperingati meninggalnya Floyd.