DCI Indonesia, Perusahaan yang Sahamnya Dimiliki Konglomerat Anthony Salim Ini Labanya Tumbuh 55 Persen di Kuartal I 2021

JAKARTA - Perusahaan penyedia layanan data center di Indonesia, PT DCI Indonesia Tbk (DCI), mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 55 persen (year on year/yoy) pada kuartal I 2021.

CEO DCI, Toto Sugiri menyampaikan DCI dapat melayani kebutuhan pelanggan dengan ketersediaan kapasitas sebesar 37 MW dan memimpin pangsa pasar data center co-location Indonesia sebesar setara 51 persen, seiring dengan meningkatnya permintaan pasar terhadap layanan co-location data center.

"DCI mampu mempertahankan profitabilitas yang sehat dalam dinamika pasar yang menantang," kata Toto dalam keterangannya, dikutip dari Antara, Selasa 8 Juni.

Lebih lanjut Toto mengumumkan kinerja keuangan perusahaan di kuartal pertama 2021 dengan membukukan kenaikan pendapatan sebesar 25 persen menjadi Rp171 milyar, dibandingkan kuartal I 2020. Kemudian EBITDA kuartal I 2021 sebesar Rp116 miliar atau naik 45 persen dari kuartal I 2020 sebesar Rp80,5 miliar.

Toto menambahkan, DCI akan menjalankan beberapa strategi bisnis dalam menyambut permintaan pasar. Beberapa di antaranya meningkatkan inovasi teknologi dengan menerapkan otomatisasi dalam operasional pusat data agar menghindari human error dan meningkatkan efisiensi operasional, serta memperkuat keragaman ekosistem di data center.

Selain itu, DCI akan terus berkontribusi ke infrastruktur ekonomi digital Indonesia sambil membangun langkah-langkah baru agar dapat konsisten menjadi perusahaan data center dengan kualitas operasional terbaik di Asia Tenggara.

Hingga beberapa tahun mendatang, perseroan berkomitmen untuk membangun pusat data secara berkelanjutan di lahan seluas 8,5 hektar dengan menghadirkan total kapasitas data center sebesar 300 MW.

Selain fokus dalam membangun infrastruktur data center secara berkelanjutan, DCI juga turut menghadirkan ekosistem data center lokal terlengkap di Indonesia.

Hingga saat ini, layanan perseroan telah dipercaya oleh perusahaan internasional maupun lokal, termasuk 3 cloud service providers global, 7 platform e-commerce termasuk di dalamnya platform e-commerce terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara, lebih dari 30 penyedia layanan telekomunikasi, 124 pelanggan dari industri keuangan (mencakup bank-bank ternama dari Amerika Serikat, Asia Tenggara dan Indonesia), serta lebih dari 100 pelanggan dari berbagai industri.

Lebih lanjut Toto menyampaikan bahwa sesuai dengan visi DCI untuk menjadi penyedia layanan data center terpercaya di Asia Tenggara, perseroan berkomitmen untuk membawa industri data center selangkah lebih maju dalam segi keunggulan operasional data center terbaik dengan mempertahankan waktu uptime 100 persen.

"Tingkat waktu uptime untuk Service Level Agreement (SLA) operations adalah 100 persen. Hal ini dapat kami capai lewat penerapan operasional dan service excellence yang selalu selangkah lebih maju dengan melakukan berbagai inovasi teknologi," ungkap dia.

Inovasi teknologi data center yang dilakukan perseroan dengan mengimplementasikan teknologi Artificial Intelligence (AI) serta Internet of Things (IoT) sehingga tidak ada insiden yang mengganggu operasional infrastruktur IT perusahaan dan meningkatkan efisiensi energi di data center. DCI juga telah meresmikan gedung data center keempat (JK5) di area data center campus yang berlokasi di Cibitung.

Sebagai informasi, konglomerat Anthony Salim menambah kepemilikan atas saham PT DCI Indonesia Tbk. Bos Indofood itu kini mengempit saham DCII dengan porsi menjadi 11,12 persen.

Berdasarkan keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia, yang dikutip Jumat 4 Juni, Anthony Salim mengalihkan kepemilikan saham sebanyak 192,74 juta saham DCII. Adapun harga beli ditetapkan Rp5.277, sehingga transaksi yang dilakukan petinggi Salim Group ini bernilai Rp1,01 triliun.

Sebelum pengalihan, Anthony Salim telah memiliki saham DCII sebanyak 72,29 juta saham atau 3,03 persen dari total saham. Setelah pengalihan, kini sang taioan menguasai 11,12 persen saham DCII atau sebanyak 265,03 saham.

"Tujuan dari transaksi untuk investasi di bidang teknologi," tulis salah satu orang terkaya di Indonesia tersebut.