Bagikan:

JAKARTA - PT Bank Ina Perdana Tbk membukukan laba bersih Rp13,17 miliar pada kuartal pertama 2021. Capaian bank berkode saham BINA tersebut melonjak 506,91 persen year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp2,17 miliar. 

Dikutip dari laporan keuangan yang dipublikasikan di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin 10 Mei, kinerja perusahaan milik konglomerat Anthony Salim itu ditopang oleh pertumbuhan laba operasional yang meroket 445,26 persen yoy dari Rp3,27 miliar menjadi Rp17,83 miliar di Maret 2021. 

Bank yang resmi diakuisisi oleh Salim Group pada awal 2020 ini membukukan pendapatan bunga bersih senilai Rp47,86 miliar pada kuartal I 2021. Nilai itu tumbuh 12,51 persen yoy dibandingkan posisi yang sama tahun lalu senilai R 42,54 miliar. 

Penyaluran kredit Bank Ina sepanjang kuartal I 2021 meningkat 7,75 persen yoy dari Rp2,58 triliun menjadi Rp2,78 triliun. Sedangkan dana pihak ketiga (DPK) meningkat signifikan dari Rp3,78 triliun menjadi Rp9,33 triliun.

Rasio kredit terhadap DPK atau loan to deposit ratio (LDR) semakin landai di level 29,77 persen pada kuartal pertama 2021. Padahal posisi yang sama tahun lalu masih 68,24 persen.

Sedangkan rasio kecukupan modal yang tercermin dari capital adequacy ratio (CAR) tetap solid di level 37,01 persen pada Maret 2021, turun tipis dibandingkan Maret 2020 di level 37,84 persen.

Meskipun kredit tumbuh, Bank Ina mampu menjaga kualitas kredit dengan non performing loan (NPL) gross di posisi 1,51 persen pada tiga bulan pertama tahun ini. Hal itu membaik dibandingkan NPL gross di posisi yang sama tahun lalu di level 1,71 persen.

Kendati demikian, margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) mengalami tekanan ke level 2,03 persen pada Maret 2021. Padahal pada Maret 2020 lalu, NIM Bank Ina mencapai 3,53 persen

Sebagai informasi, Bank Ina Perdana, 22,47 persen sahamnya dimiliki Anthony Salim melalui Salim Group. Sementara 18,29 persen saham Bank Ina dimiliki oleh Liontrust ASEAN Financials Fund.