JAKARTA - Perusahaan konstruksi PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA) mengalami penurunan laba yang cukup signifikan pada kuartal I 2021. Laba NRCA anjlok 69,75 persen menjadi Rp 8,48 miliar, turun dari periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp28,04 miliar.
Dalam laporan keuangan NRCA yang dikutip Senin 7 Juni, penurunan laba ini salah satunya didorong oleh turunnya pendapatan perusahaan hingga 47,66 persen dari semula Rp653,35 miliar pada kuartal pertama 2020, menjadi hanya Rp341,95 miliar pada tiga bulan pertama tahun ini.
Pada laporan kuartalan NRCA, manajemen perusahaan menyebut bahwa pandemi COVID-19 berdampak terhadap kegiatan operasional dan bisnis perusahaan dan entitas anak, secara langsung dan tidak langsung.
Hal ini terlihat dari beberapa proyek/tender konstruksi baru mengalami penundaan untuk sementara waktu, walaupun pelaksanaan proyek-proyek konstruksi yang ada masih tetap berlangsung.
Dampak kebijakan pembatasan sosial juga dirasakan oleh sektor perhotelan yang tingkat okupansi hotel mengalami penurunan signifikan sejak akhir Maret 2020.
Adapun aset NRCA tercatat stabil di angka Rp2,21 triliun. Aset lancar senilai Rp1,98 triliun dan sisanya Rp235,80 miliar adalah aset tidak lancar.
Liabilitas perusahaan tercatat turun tipis dibanding posisi akhir tahun 2020, menjadi Rp1,05 triliun dengan kewajiban jangka pendeknya mencapai 90 persen dari total liabilitas yakni sebesar Rp949,35 miliar. Sedangkan liabilitas jangka panjangnya tercatat sebesar Rp105,97 miliar.
BACA JUGA:
Ekuitas perusahaan akhir Maret 2021 tercatat di angka Rp1,16 triliun, turun sedikit dari posisi akhir Desember 2020 sebesar Rp1,15 triliun.
Nusa Raya Cipta adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi untuk bangunan komersial dan infrastruktur di Indonesia dan merupakan anggota grup PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA).
SSIA sendiri adalah perusahaan yang 7,8 persen sahamnya dimiliki oleh PT Persada Capital Investama, entitas yang dimiliki oleh konglomerat Arini Subianto, janda terkaya di Tanah Air. Arini berada di posisi ke-47 orang terkaya di Indonesia versi Forbes per Desember 2020 dengan harta mencapai 610 juta dolar AS atau sekitar Rp8,8 triliun.
Mengacu laporan keuangan NRCA, SSIA memegang 63,35 persen saham NRCA, sementara Grup Saratoga hanya 7,20 persen. PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) adalah grup bisnis yang didirikan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dan konglomerat Edwin Soeryadjaya.