Perusahaan yang Sahamnya Dimiliki Janda Terkaya Indonesia Konglomerat Arini Subianto Ini Masih Rugi Rp190 Miliar di Semester I 2021
Ilustrasi. (Foto: Dok. Surya Semesta Internusa)

Bagikan:

JAKARTA - Pengembang lahan industri PT Surya Semesta Internusa Tbk mencatatkan kinerja yang kurang memuaskan di semester I 2021. Emiten berkode saham SSIA tersebut membukukan penurunan pendapatan yang menyebabkan rugi bertambah banyak di enam bulan pertama tahun ini.

Dalam laporan keuangan SSIA yang dipublikasikan di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Senin 6 September, perusahaan yang sahamnya dimiliki konglomerat Arini Subianto ini membukukan pendapatan senilai Rp870,97 miliar. Realisasi itu turun 40,57 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp1,46 triliun.

Alhasil rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pemilik kawasan industri Surya Cipta di Karawang ini pun semakin dalam menjadi Rp190,82, dari sebelumnya rugi Rp122,90 miliar. Sementara EBITDA turun 152,5 persen menjadi minus Rp24,5 miliar dari sebelumnya Rp46,5 miliar akibat tekanan EBITDA perhotelan sebesar 58,1 persen.

Posisi kas SSIA hingga akhir Juni 2021 mencapai Rp1,06 triliun atau naik 32,8 persen dari posisi akhir kuartal I 2021 sekitar Rp799,5 miliar. Kenaikan ini ditopang oleh pinjaman tahap kedua dari International Finance Corporation (IFC) senilai 45 juta dolar AS.

Dari pos aset, total aset tercatat naik 3,29 persen sejak awal tahun menjadi Rp7,87 triliun. Jumlah ekuitas berkurang 4,28 persen menjadi Rp4,04 triliun dan liabilitas bertambah 66,80 persen menjadi Rp1,06 triliun.

Penyebab turunnnya pendapatan utamanya disebabkan koreksi pendapatan dari jasa konstruksi yang turun 42,66 persen year-on-year (yoy) menjadi Rp648,86 miliar dan pendapatan hotel yang turun 54,08 persen yoy menjadi Rp69,96 miliar.

Sementara itu, pendapatan segmen bisnis properti SSIA turun sekitar 16,2 persen. Untuk segmen properti, Erlin menunjukkan permintaan lahan industri perseroan secara konsisten datang dari industri otomotif, logistik, makanan, kimia, dan barang konsumsi. Selain itu, terdapat pula kenaikan permintaan dari sektor pusat data dan industri berteknologi tinggi lainnya.

SSIA optimistis segmen kawasan industri ini akan bergerak kembali pulih seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih ekspansif pascapandemi. Sedangkan segmen konstruksi yang dijalankan anak usaha SSIA yaitu PT Nusa Raya Cipta Tbk. membukukan penurunan pendapatan 42,1 persen secara tahunan menjadi Rp656,7 miliar.

Selanjutnya, segmen perhotelan yang masih terkendala pembatasan perjalanan membuat pendapatan kurang maksimal.