Riwayat Penyakit Mantan Panglima TNI Djoko Santoso yang Meninggal Pagi Tadi

JAKARTA - Kabar duka. Mantan Panglima TNI Jenderal Purnawirawan Djoko Santoso meninggal dunia. Djoko meninggal akibat pecah pembuluh darah di otaknya, Minggu, 10 Mei.

Berdasar catatan medisnya, sebelum mengembuskan napas terakhir, Djoko sempat menjalani perawatan selama sepekan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta. Penyatkit stroke yang ia derita kambuh.

Wakil Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto Brigjen Budi Sulistya mengatakan, sebelumnya Djoko Santoso mengalami stroke sekitar lima tahun lalu. Namun, setelah dinyatakan sembuh dan bisa beraktivitas kembali, penyakit itu justru menyerang lagi.

"Beliau pernah stroke tahun 2015 dirawat di RSPAD Gatot Subroto dan sembuh sempurna. Ini adalah stroke kedua," ucap Budi kepada VOI, Minggu, 10 Mei.

Selama sepekan, terhitung sejak Sabtu, 2 Mei, Djoko terbaring dan menjalani perawatan di CICU (Cerebrovascular Intensive Care Unit) hingga akhirnya mengembuskan napas terakhir. "(Penyebab) Karena sakit, bukan karena COVID-19. Pecahnya pembuluh darah di otak," kata Budi.

Rencananya, jenazah Djoko akan dibawa telebih dahulu ke rumah duka di kawasan Bambu Apus, Jakarta Timur. Kemudian, disemayamkan di pemakaman San Diego Hills, Karawang, Jawa Barat.

Djoko Santoso meninggalkan seorang istri, yaitu Angky Retno Yudianti dan dua orang anak, yaitu Andika Pandu Puragabaya dan Ardhya Pratiwi Setiowati. Sosok Djoko Santoso sendiri dikenal sebagai Panglima TNI sejak 28 Desember 2007 hingga 28 September 2010 atau tepatnya pada masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Kemudian, Djoko Santoso pensiun dari militer dan melanjutkan karier di bidang politik dengan bergabung di Partai Gerindra pada 2015. Di partai itu, ia menjabat sebagai Dewan Pembina. Pada Pilpres 2019, Djoko Santoso didaulat menjadi Ketua Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.