Sepi Akibat Pandemi, Kafe-Kafe di China Beralih Fungsi Jadi Tempat Mining Kripto
JAKARTA – Sejumlah kafe internet di China mengubah haluan bisnisnya menjadi tempat penambangan uang kripto. Kafe-kafe tersebut terancam tutup karena pandemi.
Mulanya kafe internet tersebut mempunyai 200 komputer yang kerap digunakan oleh para gamer online. Sejak pandemi melanda, pemilik kafe internet di Nantong, Jiangsu, mengubah haluan bisnisnya dan kini digunakan untuk menambang kripto.
Berdasarkan laporan The Time Weekly, sejumlah kafe internet yang buka 24 jam yang dirancang untuk para gamer PC itu mulai ditutup sejak 2020 lalu. Pandemi membuat bisnis kafe internet gulung tikar. Sebanyak 13 ribu warnet telah ditutup.
Pemilik kafe di Nantong saat ini dikabarkan telah berhasil menambang kripto senilai lebih dari 6.210 dolar AS. Sejak September 2020 lalu, dia mengatakan telah cuan sebanyak 31.000 dolar AS dari hasil mining.
Melansir Cointelegraph, sebagian besar warnet besar di Nantong juga dikabarkan sudah beralih menjadi tempat peambangan kripto.
Baca juga:
Pemilik kafe lain di Zunyi, Provinsi Guizhou juga melakukan hal yang sama. Bos kafe internet itu berhasil meraup sekitar 7.800 dolar AS dalam sebulan.
Selain itu, Cryptonews juga melaporkan bahwa sebanyak 20 persen kafe internet di Korea Selatan telah beralih fungsi menjadi tempat penambangan kripto.
Para pemilik warnet di China hanya berupaya mendapatkan cuan sebanyak 80 persen dari aktivitas penambangan tersebut. Meskipun demikian, para pemilik kafe itu berharap keadaan bisa kembali normal seperti sediakala. Mereka menginginkan kafe-kafe mereka kembali dipenuhi oleh para gamer daripada digunakan untuk penambangan kripto.
“Para pelanggan masih memberikan lebih banyak pemasukan daripada (hasil) penambangan kripto, karena mereka sering membeli makanan ringan dan barang-barang lain dari loket kami,” kata salah satu pemilik kafe internet seperti yang dikutip dari Cryptonews.