Peralihan Perokok Tembakau ke Rokok Elektrik Masih Sulit, Asosiasi: Karena Tarif Cukai yang Tinggi
JAKARTA - Tarif cukai yang terlampau tinggi dan pembatasan akses melalui regulasi ketat dinilai akan menyulitkan realisasi peralihan perokok dewasa dari rokok konvensional ke produk tembakau alternatif seperti produk tembakau yang dipanaskan dan rokok elektrik.
Pemerintah juga harus cermat dalam penyusunan peraturan perundang-undangan tentang produk tembakau alternatif agar target menurunkan jumlah perokok di Indonesia dapat turun signifikan
"Penerapan cukai yang terlalu tinggi yakni 57 persen, membuat harga produk tembakau alternatif di Indonesia terkesan sangat premium. Ini karena bahan baku tembakau alternatif masih mahal, jauh di atas rokok konvensional," kata Ketua Aliansi Vaper Indonesia (AVI) Johan Sumantri, dalam keterangannya di Jakarta, dikutip dari Antara, Kamis 29 April.
Dalam sebuah diskusi virtual “Global State of Tobacco Harm Reduction (GSTHR): Tobacco Harm Reduction: A Burning Issues for Asia”, Johan mengatakan bahwa sulitnya menurunkan pravelensi perokok di Indonesia antara lain karena harga alat elektronik tembakau alternatif masih tinggi.
"Selain harga produk tembakau alternatif yang memberatkan konsumen, kondisi tersebut juga membebani para pelaku usaha karena masih minimnya dukungan pemerintah," kata Johan.
Untuk itu ujarnya, produk tembakau alternatif harus digunakan oleh pemerintah di negara-negara berpendapatan menengah ke bawah dengan jumlah perokoknya yang tinggi untuk menurunkan prevalensi merokoknya.
Ia berpendapat, saat ini Pemerintah Indonesia belum memaksimalkan produk tembakau alternatif karena kemungkinan masih menunggu kajian ilmiah.
"Hasil kajian ilmiah itu harus disosialisasikan ke masyarakat. Kami dari asosiasi juga siap membantu untuk memberikan informasi yang akurat kepada perokok dewasa dan pengguna produk tembakau alternatif," tegasnya.
Baca juga:
- BPS: Terjadi Inflasi Sebesar 0,08 Persen di Maret 2021, Disumbang Terbesar oleh Tembakau dan Minuman
- Gudang Garam Milik Konglomerat Susilo Wonowidjojo Untung Rp7,64 Triliun, Bentoel Rugi Rp2,67 Triliun di 2020
- Laba Produsen Rokok Sampoerna Anjlok 22 Persen di Kuartal I 2021 Menjadi Rp2,58 Triliun
- Pabrik Rokok di Pati Jawa Tengah Semakin Bertambah, Total Ada 111
Selain itu, Johan berharap pemerintah dapat mengambil langkah yang tepat dan cepat dalam mengatasi masalah rokok di Indonesia.
"Masalah rokok di Indonesia harus segera diatasi, salah satunya melalui pemanfaatan produk tembakau alternatif. Pemerintah harus terbuka dengan hal ini," ujarnya.
Sementara itu, pembicara lain dalam diskusi tersebut juru bicara Vaper AKO Filipina Joaqui Gallardo, mengatakan keterjangkauan dalam mengakses produk tembakau alternatif menjadi elemen kunci untuk mendorong perokok dewasa untuk beralih ke produk tembakau yang lebih rendah risiko daripada rokok.
Menurut dia, penting bagi setiap pemerintah untuk melihat manfaat dari pengurangan bahaya tembakau dan mempertimbangkan hal tersebut dalam penyusunan peraturan perundang-undangan tentang produk tembakau alternatif.
"Pemerintah di masing-masing negara memiliki peran krusial untuk menciptakan elemen kunci tersebut," ujarnya.