Jelang KTT ASEAN, China: Intervensi Asing dan Sanksi Tidak Menyelesaikan Masalah di Myanmar
JAKARTA - Menteri Luar Negeri China Wang Yi berharap, KTT ASEAN yang akan digelar terkait dengan masalah Myanmar, bisa membawa solusi dan jalan keluar yang baik untuk semua pihak.
ASEAN yang saat ini diketuai oleh Brunei Darussalam, rencananya akan menggelar pertemuan sebagai upaya internasional bersama pada Sabtu besok. Tujuannya yang utama, untuk meredakan krisis di Myanmar yang telah menewaskan ratusan orang.
Data Asosiasi Bantuan Tahanan Politik (AAPP) Myanmar, hingga Rabu 21 April sebanyak 740 orang tewas akibat tindakan represif aparat keamanan rezim militer Myanmar sejak pemberontakan 1 Februai.
Pertemuan tersebut juga merupakan ujian bagi ASEAN, yang secara tradisional menahan diri untuk tidak mencampuri urusan internal negara anggota dan beroperasi berdasarkan konsensus.
"Pihak China mengharapkan pertemuan itu menjadi awal yang baik untuk membantu mewujudkan 'soft landing' untuk situasi Myanmar," kata Wang yang juga merupakan Penasihat Negara, melansir Reuters Jumat 23 April.
Wang Yi menyebut bertemu dengan Menteri Luar Negeri Brunei dan Menteri Luar Negeri Thailand, masing-masing ketua ASEAN saat ini dan yang akan datang.
Kendati tidak termasuk dalam ASEAN, namun China bersama Jepang dan Korea Selatan termasuk dalam hubungan mitra ASEAN Plus Three. Belum jelas apkah China akan mengirim wakilnya dalam pertemuan di Jakarta nanti.
"Intervensi yang tidak tepat dari luar kawasan harus dihindari," sebuah pernyataan dari Kementerian Luar Negeri China, mengutip ucapan Wang.
"Praktik telah membuktikan, memberikan tekanan kuat secara membabi buta oleh pasukan asing tidak akan membantu menyelesaikan masalah internal suatu negara. Tetapi, akan membawa turbulensi atau bahkan kemerosotan situasi yang akan memengaruhi dan mengguncang kawasan itu," papar Wang.
Amerika Serikat, Uni Eropa hingga Inggris ramai-ramai menjatuhkan sanksi hukuman terhadap Myanmar setelah kudeta militer negara itu. Washington bahkan sudah menjatuhkan sanksi beberapa kali terhadap rezim militer Myanmar.
"China menyerukan kepada komunitas internasional untuk mengambil sikap objektif dan adil. Berbuat lebih banyak untuk membantu meredakan ketegangan di Myanmar, bukan sebaliknya," harap Wang.
"China akan menjaga komunikasi yang erat dengan ASEAN, dan terus menangani pekerjaan apa pun yang terkait dengan Myanmar dengan caranya sendiri," tukasnya.
Baca juga:
- Klaim Jumlah Korban Tewas Antikudeta hanya 258 Orang, Rezim Militer Myanmar Tuding Data Digelembungkan
- Serbu Basis Perlawanan Pengunjuk Rasa Antikudeta, Enam Pasukan Rezim Militer Myanmar Tewas
- Uni Eropa Jatuhkan Sanksi Terhadap 10 Petinggi dan Dua Perusahaan Rezim Militer Myanmar
- Mantan Sekjen PBB Minta Antonio Guterres dan ASEAN Ambil Tindakan Nyata Soal Kudeta Myanmar
Kudeta Myanmar. Redaksi VOI terus memantau situasi politik di salah satu negara anggota ASEAN itu. Korban dari warga sipil terus berjatuhan. Pembaca bisa mengikuti berita seputar kudeta militer Myanmar dengan mengetuk tautan ini.