Stellantis Kerja Sama dengan Zeta Energy Kembangkan Baterai Lithium-Sulfur untuk EV Masa Depan

JAKARTA - Perusahaan otomotif multinasional, Stellantis secara resmi mengumumkan kemitraannya dengan Zeta Energy Corp dalam pengembangan baterai lithium-sulfur untuk kendaraan listrik (EV) di masa depan.

Chief Engineering and Technology Officer Stellantis, Ned Curic mengatakan kolaborasi tersebut juga sejalan dengan komitmen perusahaan menuju netralitas karbon di masa yang akan datang sehingga dapat menciptakan lingkungan bersih dan aman.

“Teknologi baterai inovatif seperti litium-sulfur dapat mendukung komitmen Stellantis terhadap netralitas karbon pada tahun 2038 sekaligus memastikan pelanggan kami menikmati jangkauan, kinerja, dan keterjangkauan yang optimal,” kata Curic dalam laman resmi perusahaan, Selasa, 10 Desember.

Menurut perusahaan, baterai lithium-sulfur tersebut memiliki kepadatan energi gravimetri yang berbeda dan mencapai kepadatan energi volumetrik yang diklaim sebanding dengan lithium-ion saat ini.

Ini juga memungkinkan paket baterai tersebut memiliki bobot lebih ringan dengan energi yang dapat digunakan seperti lithium-ion konvensional, sehingga memberikan jarak tempuh lebih luas serta kinerja lebih baik.

Sistem ini juga dirancang agar lebih efektif dan efisien yang diklaim dapat meningkatkan kecepatan pengisian cepat hingga 50 persen. Diperkirakan teknologi tersebut akan berharga kurang dari setengah harga per kWh baterai lithium-ion saat ini.

Stellantis akan memproduksi baterai tersebut menggunakan bahan limbah dan metana dengan emisi CO2 yang jauh lebih rendah dibandingkan teknologi baterai yang ada saat ini.

Teknologi tersebut juga akan diproduksi dalam teknologi gigafactory yang sudah ada dan akan memanfaatkan rantai pasokan pendek yang sepenuhnya domestik di Eropa atau Amerika Utara.

Kolaborasi ini mencakup pengembangan pra-produksi dan perencanaan produksi di masa depan. Setelah proyek ini selesai, baterai tersebut ditargetkan dapat digunakan untuk menggerakkan kendaraan listrik Stellantis pada tahun 2030.