JAKARTA - Di tengah kesulitan yang dialami induk perusahaan Volkswagen Group, Lamborghini justru tampil perkasa. Produsen mobil sport asal Italia ini berhasil menjual 8.411 unit kendaraan pada sembilan bulan pertama tahun 2024, dengan peningkatan sebesar 20 persen atau total pendapatan 2,60 miliar dolar AS (setara Rp41,2 triliun).
Kontras dengan pencapaian Lamborghini, Volkswagen Group justru tengah menghadapi penurunan penjualan di Eropa. Hal ini memaksa Volkswagen Group untuk mengumumkan PHK, pemotongan gaji, dan penutupan pabrik di Jerman.
"Kami tidak pernah terburu-buru untuk menjadi yang pertama dalam teknologi plug-in hybrid (PHEV). Kami selalu menginginkan teknologi ini hadir saat pasar sudah siap,” ungkap CEO Lamborghini Stephan Winkelmann, dalam wawancara langsung dengan Autoblog, dikutip Selasa, 12 Desember.
Lamborghini memang dikenal dengan mobil sport dan SUV mewah yang bertenaga. Meski kini mereka menawarkan model hybrid, performa tetap menjadi prioritas utama.
"Teknologi baterai harus membantu kami tampil lebih baik dari sebelumnya. Pada akhirnya, ini tentang performa. Kami harus menjadi yang terdepan, jika tidak, tidak ada alasan untuk menggunakan teknologi ini. Hanya mengurangi emisi tanpa meningkatkan performa akan menjadi langkah yang sia-sia," tambahnya.
Strategi ini tampaknya membuahkan hasil. Model hybrid mereka, Urus SE, bahkan sudah terjual habis hingga akhir tahun depan. Mobil hybrid ini juga semakin diminati dengan program kustomisasi Ad Personam.
BACA JUGA:
Seperti diberitakan VOI sebelumnya, Lamborghini baru saja memamerkan Urus SE hybrid hasil kustomisasi Ad Personam pertama di Miami Art Week. Mobil ini didesain untuk menangkap semangat Miami yang penuh warna dan tetap menampilkan performa khas Lamborghini.
"Kami harus bersiap menghadapi masa depan elektrifikasi. Apapun yang terjadi, kami akan terus membangun mobil," tegas Winkelmann.
Lamborghini juga dinilai cerdik dengan tidak mengikuti tren pabrikan lain yang terburu-buru masuk ke pasar China.
"Mereka sedang menghadapi masalah karena terlalu agresif. Kami tidak pernah melakukannya. Kami selalu melihat ukuran pasar sebelum mengambil keputusan," jelasnya.
Menurut Winkelmann, produsen mobil China tidak akan menjadi ancaman bagi Lamborghini.
“Mereka tidak akan memasuki wilayah kami. Pasar mobil mewah China sedang mengalami penurunan, dan ini yang terjadi pada banyak pabrikan mobil lain,"
"Ini tentang elektrifikasi, penerimaan pasar, dan regulasi pemerintah. Tantangan kami adalah bagaimana menghadirkan mobil listrik yang sama emosionalnya dengan mobil Lamborghini saat ini,” pungkasnya.