Mengenang Quincy Jones: Sosok di Balik Gelar Raja Pop Michael Jackson
JAKARTA - Upaya menembus panggung musik Amerika Serikat (AS) dan dunia tak mudah. Michael Jackson pernah merasakannya. Ia merasa tak pernah bisa lepas dari bayang-bayang band keluarganya, Jackson 5. Opsi bersolo karier dianggapnya akan mentok saja.
Semuanya berubah kala Michael berjumpa dengan produser musik, Quincy Jones. Keduanya saling melengkapi. Quincy bergerak membungkus citra dan warna musik Michael. Kolaborasi itu behasil. Tanpa Quicy istilah Raja Pop untuk Michael takkan ada.
Michael Jackson pernah selalu dibayang-bayangi oleh kesuksesan Jackson 5. Ia dianggap takkan bisa ke mana-mana jika memilih bersolo karier. Namun, perjumpaannya dengan Quincy Jones membungkam segalanya.
Michael melihat Quincy bukan orang baru dalam belantika musik. Quincy pernah berkolaborasi dengan musisi kelas dunia macam Lesley Gore dan Frank Sinatra. Michael lalu menggunakan jasa Quincy dalam mengerjakan musik di proyek film musikal The Wiz (1978). Kolaborasi itu membawa hasil gemilang.
Michael terpukau dengan bakat Quincy sebagai produser musik. Quicy juga terpesona dengan warna suara Michael. Quincy kian berniat membangun warna musik Michael. Kolaborasi keduanya berlanjut dengan keinginan Michael menghadirkan album musik solonya pada 1979.
Michael otomatis di bawah kendala Quincy. Michael bisa memberikan masukan. Namun, seseorang yang memutus semua dari hasil rekaman adalah Quincy. Michael hanya bertugas berlatih vokal dan menciptakan lagu dengan bersandung.
Quicy pun kebagian sibuk melakukan eksperimen aransemen lagu. Quincy mengajak pula banyak musisi kenamaan macam Paul McCartney hingga Stevie Wonder untuk berkolaborasi. Album musik Off the Wall (1979) pun lahir.
Suatu album yang menjadi ajang pembuktian Michael dalam memilih solo karir. Album itu mendapatkan sambutan yang meriah. Paling tidak ajian Quincy memoles Michael mampu membuat penyanyi kelahiran Gary itu lepas dari imej Jackson 5.
“Album itu bak seorang anak laki-laki yang mengumumkan dirinya – dalam istilah pop – sebagai seorang pria, dalam sebuah tindakan penghormatan yang menyentuh inti emosional jadi daya tarik Off the Wall. Album itu buat Michael dan mentornya Quincy seperti membuat album pop yang hebat untuk menunjukkan sebuah kedewasaan,” ujar Tom Ewing dalam tulisannya di laman The Guardian berjudul Michael Jackson Starts Work on Off the Wall (2011).
Pengaruh Besar Quincy
Kolaborasi Michael-Quincy terus berlanjut. Kala itu Quincy ingin membuat suatu album fenomenal untuk Michael. Keduanya kemudian kembali ke studio. Quicy mulai mengajak musisi-musisi besar untuk berkolaborasi.
Eddie Van Halen juga dilibatkan untuk mengisi aransemen lagu Beat It. Quincy ingin album Michael kali ini mampu masuk ke semua kalangan, kulih hitam maupun kulit putih. Akhirnya, album Thriller muncul pada 1982.
Album dengan materi lagu The Girl Is Mine, Billie Jean, Beat It, Wanna Be Startin' Somethin, Human Nature, P.Y.T. (Pretty Young Thing), dan Thriller berhasil memukau dunia. materi lagu dari album Thriller diputar di mana-mana. bahkan, di radio yang notabene tak pernah mau memutar lagu kaum kulit hitam.
Belakangan album itu bak mesin pencetak uang Michael Jackson. Alih-alih hanya uang, penghargaan demi penghargaan pun didapat. Album itu mampu membawa Michael jadi orang pertama yang membawa pulang delapan piala Grammy dalam gelaran Grammy Awards 1984.
Baca juga:
- Memori Hari Ini, 5 November 2016: Kehebohan Aksi 411 Bela Islam Tersiar Hingga Malaysia
- KPI Hentikan Program Empat Mata dalam Memori Hari Ini, 4 November 2008
- Ridwan Kamil Segel Rumah Makan Padang Tak Bayar Pajak dalam Memori Hari Ini, 3 November 2015
- PKS Kecam Menag Fachrul Razi Soal Larangan Cadar dan Celana Cingkrang dalam Memori Hari Ini, 2 November 2019
Prestasi yang digapai Michael membuatnya mendapatkan julukan The King of Pop (Raja Pop). Album Thriller jadi album terlaris sepanjang masa. Posisinya tak terkalahkan, bahkan hingga saat ini. Kolaborasi terakhir Michael Quincy adalah album musik Bad (1987).
Setelahnya, Michael dan Quincy jalan masing-masing. Michael memilih berganti produser musik karena ingin warna baru. Perubahan produser itu membuat dunia dapat menilai bahwa tiada orang yang mampu membawa Michael sukses besar selain masa-masa ia bersama Quincy.
Quincy memang sudah tiada. Ia meninggal dunia pada 3 November 2024. Namun, dedikasinya dalam mengenalkan Michael Jackson sebagai penyanyi hebat takkan dilupakan.
“Album-albumnya semasa di bawah Motown tak ada yang istimewa, apalagi menembus angka penjualan fantastis. Keadaan berubah setelah pada 1978 Jackson bertemu dengan Quincy Jones, produser, komposer, dan konduktor yang sudah malang-melintang di industri hiburan. Bersama Jones-lah Jackson menghasilkan tiga album yang merupakan karya terbaiknya,” tertulis dalam laporan majalah Tempo berjudul Sari Pati Sang Raja (2009).