Israel Klaim Bunuh Komandan Hamas yang Merangkap Sebagai Pekerja Bantuan PBB
JAKARTA - Militer Israel mengatakan pada Hari Kamis, mereka telah membunuh seorang komandan Hamas yang ikut serta dalam serangan Oktober tahun lalu di Israel selatan dan juga bekerja untuk badan bantuan PBB di Jalur Gaza.
Militer Israel mengatakan Mohammad Abu Itiwi tewas pada Hari Rabu. Dikatakan, ia adalah seorang komandan Hamas dan telah terlibat dalam pembunuhan dan penculikan warga sipil Israel. Dikatakan juga ia telah dipekerjakan oleh UNRWA (badan pengungsi Palestina PBB) sejak Juli 2022 dan namanya muncul dalam daftar karyawan badan tersebut.
"Israel telah meminta klarifikasi mendesak dari pejabat senior PBB dan penyelidikan mendesak atas keterlibatan karyawan UNRWA dalam pembantaian 7 Oktober," kata juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari, melansir Reuters 25 Oktober.
UNRWA mengonfirmasi Itiwi adalah seorang anggota staf dan tewas pada Hari Rabu. Dikatakan, nama Itiwi tercantum dalam surat yang diterima UNRWA dari Israel pada Bulan Juli yang berisi daftar 100 staf yang juga diduga merupakan anggota kelompok bersenjata, termasuk Hamas.
"Komisaris jenderal UNRWA segera menanggapi surat itu dengan menyatakan bahwa tuduhan apa pun ditanggapi dengan serius. Ia mendesak (pemerintah Israel) untuk bekerja sama dengan badan tersebut dengan memberikan informasi lebih lanjut sehingga ia dapat mengambil tindakan. Hingga saat ini, UNRWA belum menerima tanggapan apa pun atas surat itu," kata Juliette Touma, direktur komunikasi UNRWA.
Baca juga:
- Sekitar 2.000 Tentara Korea Utara Dilaporkan Bergerak ke Rusia Barat Dekat Ukraina
- Ingin Gabung BRICS, Indonesia Jalankan Peran Bridge Builder antara Negara Berkembang dan Negara Maju
- Indonesia Sampaikan Keinginan Bergabung dengan BRICS, Menlu Sugiono: Pengejawantahan Politik Luar Negeri Bebas Aktif
- Menlu Blinken Tegaskan AS Tidak Ingin Operasi Israel di Lebanon Berlarut-larut
Diketahui, UNRWA dituduh oleh Israel memiliki banyak karyawan yang merangkap sebagai anggota Hamas dan kelompok bersenjata lainnya. PBB, setelah melakukan penyelidikan, mengatakan pada Bulan Agustus, sembilan staf UNRWA mungkin terlibat dalam serangan 7 Oktober 2023 dan memecat mereka.
UNRWA menyediakan pendidikan, kesehatan, dan bantuan bagi jutaan warga Palestina di Gaza, Tepi Barat, Yordania, Lebanon, dan Suriah. Hubungannya dengan Israel telah lama tegang, tetapi hubungan tersebut telah memburuk tajam sejak dimulainya perang di Gaza dan Israel telah berulang kali menyerukan agar UNRWA dibubarkan.