Bagikan:

JAKARTA - Israel mengklaim serangan udaranya terhadap pusat distribusi makanan PBB di Rafah, Gaza selatan menewaskan seorang komandan Hamas yang menjadi target mereka, sementara pejabat kesehatan Palestina mengatakan serangan itu menewaskan empat orang lainnya, termasuk seorang pekerja PBB.

Badan utama PBB untuk Palestina (UNRWA) mengatakan salah satu fasilitasnya telah diserang di Rafah, wilayah di mana lebih dari separuh dari 2,3 juta penduduk Gaza berlindung.

Setidaknya satu anggota staf UNRWA termasuk di antara lima orang yang tewas dan 22 lainnya terluka, kata badan tersebut, seraya menambahkan koordinat fasilitas tersebut telah diberitahukan kepada militer Israel.

"Serangan hari ini terhadap salah satu dari sedikit pusat distribusi UNRWA yang tersisa di Jalur Gaza terjadi ketika persediaan makanan semakin menipis, kelaparan meluas dan, di beberapa daerah, berubah menjadi kelaparan," kata Kepala UNRWA Philippe Lazzarini, melansir Reuters 14 Maret.

Militer Israel mengatakan serangan itu membunuh Mohammad Abu Hasna, yang digambarkannya sebagai seorang militan Hamas yang memberikan informasi intelijen kepada kelompok tersebut mengenai posisi pasukan Israel, serta "juga terlibat dalam mengambil kendali bantuan kemanusiaan dan mendistribusikannya kepada teroris Hamas."

Sementara itu, Hamas membantah tuduhan Israel bahwa mereka mengalihkan bantuan pangan dan mengatakan Israel menggunakan kelaparan untuk menekan penduduk Palestina.

Dalam sebuah pernyataan, Hamas mengatakan Abu Hasna adalah anggota kepolisiannya dan mengutuk pembunuhannya sebagai "pembunuhan pengecut" yang dimaksudkan untuk mengganggu distribusi bantuan.

Hamas mengidentifikasi satu lagi dari lima orang yang tewas sebagai kepala komite darurat Rafah, Nidal al-Sheikh Eid.

Di Washington, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada konferensi pers mengatakan, dia belum menerima rincian insiden tersebut tetapi mengatakan Israel harus melindungi keselamatan pekerja kemanusiaan meskipun kondisinya sulit.

"Anda berada di zona perang. Ada kelompok teroris yang melakukan penembakan dari rumah sakit, dari sekolah, dari gedung apartemen, namun militer Israel, pemerintah Israel memiliki tanggung jawab dan kewajiban untuk melakukan segala kemungkinan untuk memastikan bahwa lembaga kemanusiaan tidak melakukan apa pun untuk melindungi mereka." dapat melakukan tugasnya," jelas Menlu Blinken.

Dengan perang Gaza yang kini memasuki bulan keenam, PBB telah memperingatkan bahwa setidaknya 576.000 orang di Gaza, seperempat dari jumlah penduduk Gaza, berada di ambang kelaparan dan tekanan global semakin meningkat terhadap Israel untuk memberikan lebih banyak akses ke wilayah tersebut.