Protes Soal Pasukan Korea Utara, Korea Selatan Panggil Duta Besar Rusia

JAKARTA - Kementerian Luar Negeri Korea Selatan memanggil Duta Besar Rusia di Seoul pada Hari Senin, memprotes apa yang disebutnya sebagai pengiriman pasukan Korea Utara ke Rusia untuk ditempatkan di Ukraina.

Wakil Menteri Luar Negeri pertama Korea Selatan Kim Hong-kyun memanggil Duta Besar Rusia Georgy Zinoviev dan mendesak penarikan segera tentara Korea Utara dari Rusia, kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan.

Kim mengatakan, partisipasi pasukan Korea Utara dalam perang di Ukraina melanggar resolusi PBB dan Piagam PBB, menimbulkan ancaman serius terhadap keamanan Korea Selatan dan sekitarnya.

"Kami mengutuk kerja sama militer ilegal Korea Utara, termasuk pengiriman pasukannya ke Rusia, dengan kata-kata yang paling keras," kata kementerian mengutip pernyataan Kim, melansir Reuters 21 Oktober.

"Kami akan menanggapi bersama dengan komunitas internasional dengan memobilisasi semua cara yang tersedia untuk melawan tindakan yang mengancam kepentingan keamanan inti kami," sambungnya.

Sementara itu, Dubes Zinoviev memberi tahu Kim, kerja sama antara Moskow dan Pyongyang sejalan dengan hukum internasional dan tidak ditujukan untuk melawan kepentingan keamanan Korea Selatan, kata Kedutaan Besar Rusia dalam sebuah posting Facebook.

Kremlin sebelumnya telah menolak pernyataan Korea Selatan, terkait kemungkinan Korea Utara telah mengirim beberapa personel militer untuk membantu Rusia melawan Ukraina.

Terpisah, Kremlin menolak untuk langsung menjawab pertanyaan tentang apakah pasukan Korea Utara akan bertempur di Ukraina, tetapi juru bicara Dmitry Peskov mengatakan kerja sama Moskow dengan Pyongyang tidak ditujukan terhadap negara ketiga.

Sebelumnya, badan mata-mata Korea Selatan mengatakan minggu lalu, Korea Utara mungkin telah mengirim 1.500 pasukan khusus ke Timur Jauh Rusia untuk pelatihan dan aklimatisasi di pangkalan militer setempat, dengan kemungkinan akan dikerahkan untuk pertempuran dalam perang di Ukraina.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh Pyongyang bersiap untuk mengirim 10.000 tentara ke Rusia, menyerukan reaksi keras dari negara-negara pada Hari Minggu.

Amerika Serikat mengatakan pada Hari Jumat, mereka tidak dapat mengonfirmasi laporan pasukan Korea Utara sedang bertempur tetapi mengatakan bahwa jika benar, itu akan menjadi "perkembangan yang berbahaya" dalam perang Rusia melawan Ukraina.

Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan pada Hari Senin, Seoul telah berkonsultasi dengan Washington sebelum pengumuman badan mata-mata tersebut, mengutuk apa yang disebutnya sebagai keterlibatan ilegal Korea Utara di Ukraina dan mendesak penghentian segera.