Kenapa Depresi Sering Terjadi Pada Malam Hari? Berikut Jawaban Ilmiahnya

YOGYAKARTA - Depresi merupakan gangguan mental yang mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Keadaan ini dapat terjadi kapan saja, namun banyak orang memberi tahu kalau indikasi depresi kerap kali memburuk pada malam hari. Fenomena ini memunculkan pertanyaan, kenapa depresi lebih terasa intens di malam hari? Postingan ini bakal membahas bermacam alasan kenapa depresi kerap kali lebih dominan saat matahari terbenam.

Penyebab Kenapa Depresi Sering Terjadi Pada Malam Hari

  1. Kurangnya Distraksi

Salah satu alasan utama kenapa gejala tekanan mental lebih terasa pada malam hari yaitu minimnya distraksi. Pada siang hari, seseorang umumnya padat jadwal dengan bermacam kegiatan semacam bekerja, berhubungan dengan orang lain, ataupun melaksanakan tugas-tugas rumah tangga.

Aktivitas-aktivitas ini bisa berperan selaku wujud pengalihan perhatian dari pikiran-pikiran negatif. Tetapi, pada saat malam datang, ritme kegiatan mulai menyusut. Dengan tidak terdapatnya gangguan eksternal, pikiran kerap kali berfokus pada masalah-masalah individu, kecemasan, serta perasaan kesepian yang memperparah indikasi depresi.

  1. Ketidakseimbangan Hormon

Depresi pula terpaut erat dengan ketidakseimbangan hormon di otak. 2 hormon yang kerap ikut serta yaitu serotonin serta melatonin. Serotonin merupakan hormon yang menolong mengatur suasana hati, sedangkan melatonin berfungsi dalam siklus tidur serta bangun. Pada malam hari, produksi serotonin umumnya menurun, sedangkan melatonin bertambah buat mempersiapkan tubuh tidur. Penurunan serotonin ini bisa menimbulkan perasaan sedih, putus asa, ataupun cemas, yang semuanya merupakan gejala khas depresi.

Tidak hanya itu, hormon stres semacam kortisol, yang kerap kali tidak balance pada orang dengan depresi, dapat mempengaruhi suasana hati di malam hari. Kortisol umumnya menurun saat malam hari buat mempersiapkan tubuh beristirahat, namun pada orang dengan depresi, kadarnya mungkin senantiasa tinggi, menimbulkan peningkatan kecemasan serta gangguan tidur.

  1. Gangguan Tidur (Insomnia)

Depresi dan insomnia kerap kali saling berkaitan. Banyak orang yang alami tekanan mental pula alami kesulitan tidur, baik dalam wujud insomnia ataupun tidur yang tidak nyenyak. Malam hari, yang sepatutnya jadi waktu buat rehat serta pemulihan, malah jadi saat di mana seseorang bergulat dengan perasaan gelisah, kecemasan, serta ketidakmampuan buat tidur.

Kurangnya tidur berkualitas ini kemudian memperburuk gejala depresi, menghasilkan siklus yang susah diputus. Semakin susah tidur, semakin besar kemungkinan seseorang terjebak dalam pikiran negatif, memperburuk keadaan mental mereka.

  1. Rasa Kesepian yang Mendalam

Malam hari kerap kali berhubungan dengan kesendirian. Pada saat orang lain telah beristirahat, lingkungan jadi lebih hening, serta ini dapat merangsang perasaan kesepian yang mendalam pada mereka yang alami depresi.

Rasa kesepian ini dapat menguatkan perasaan tidak berharga, putus asa, serta terisolasi. Tanpa dukungan sosial yang ada, semacam obrolan dengan sahabat ataupun keluarga, orang yang alami tekanan mental cenderung terjebak dalam lingkaran pikiran negatif yang berulang.

  1. Overthinking (Berpikir Berlebihan)

Di malam hari, pada saat tidak ada perihal yang mengusik perhatian, seseorang lebih mungkin buat terjebak dalam overthinking. Pikiran-pikiran negatif serta cemas yang mungkin dapat diabaikan di siang hari kerap kali datang kembali dengan lebih kuat di malam hari.

Berpikir berlebihan ini dapat mencakup penyesalan tentang masa lalu, ketakutan akan masa depan, ataupun perasaan tidak mampu dalam menanggulangi tantangan hidup. Semakin lama seseorang terjebak dalam overthinking, semakin berat beban mental yang dirasakan.

  1. Perubahan Pola Cahaya

Cahaya alami dari matahari memainkan kedudukan penting dalam mengatur ritme sirkadian badan, yakni siklus biologis yang mempengaruhi kapan kita merasa letih ataupun terjaga. Pada saat malam datang, badan kita menerima sinyal kalau telah waktunya buat tidur.

Tetapi, untuk orang yang alami depresi, kegelapan yang tiba dengan malam hari dapat menguatkan perasaan tertekan serta putus asa. Beberapa orang mungkin merasa lebih rentan di malam hari sebab minimnya paparan cahaya alami.

    7. Kurangnya Dukungan Sosial Langsung

Pada malam hari, akses terhadap dukungan sosial umumnya terbatas. Sahabat ataupun keluarga bisa jadi telah tidur, serta layanan profesional semacam terapi ataupun konseling pula tidak tersedia. Ini bisa membuat seseorang merasa sendirian serta tidak mempunyai tempat buat berpaling pada saat mereka sangat memerlukan dukungan. Minimnya akses ini dapat memperparah perasaan keterasingan serta tingkatkan intensitas gejala depresi.

Cara Menanggulangi Depresi di Malam Hari

Walaupun depresi yang memburuk di malam hari dapat terasa sangat menakutkan, terdapat beberapa langkah yang dapat diambil buat meredakannya. Beberapa cara yang dapat dicoba termasuk:

  • Mencoba Relaksasi Sebelum Tidur: Praktikkan teknik relaksasi semacam meditasi, pernapasan dalam, ataupun yoga buat menenangkan pikiran saat sebelum tidur.
  • Buat Rutinitas Malam Hari: Mengatur rutinitas malam hari yang tidak berubah-ubah bisa menolong badan mempersiapkan diri buat tidur serta kurangi kecemasan yang tiba di malam hari.
  • Batasi Penggunaan Gawai: Cahaya biru dari layar gawai bisa mengusik produksi melatonin serta membuat susah tidur. Jauhi pemakaian gawai minimal satu jam sebelum tidur.
  • Cari Bantuan Profesional: Bila gejala depresi terasa semakin parah, mencari bantuan dari profesional kesehatan mental semacam psikolog ataupun psikiater ialah langkah penting.

Selain itu baca juga: Sering Sakit Kepala Setelah Bangun Tidur? Bisa Jadi 8 Hal Ini Penyebabnya

Jadi setelah mengetahui kenapa depresi sering terjadi pada malam hari, simak berita menarik lainnya di VOI.ID, saatnya merevolusi pemberitaan!