Vaksin COVID-19 Makin Terbatas, Pemerintah Prioritaskan Lansia dan Guru
JAKARTA - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah akan memprioritaskan kelompok lansia dan guru untuk mendapatkan vaksin COVID-19. Kebijakan ini diambil karena terbatasnya persediaan vaksin di Tanah Air.
Menkes Budi menjelaskan, persediaan vaksin COVID-19 untuk April memang terbatas. Penyebabnya karena adanya embargo vaksin dari negara produsen yang kini malah mengalami peningkatan kasus COVID-19.
"Dengan adanya keterbatasan vaksin di bulan April kita arahkan untuk disuntikkan untuk para lansia dulu," kata Menkes Budi dalam konferensi pers yang ditayangkan di akun YouTube Sekretariat Presiden, Senin, 5 April.
Ada pun alasan pemerintah memprioritaskan lansia karena berdasarkan data Kementerian Kesehatan, masyarakat dengan rentang usia di atas 60 tahun lebih rentan terpapar COVID-19. Tak hanya itu, tingkat kematian mereka jika terpapar juga lebih tinggi dibanding kelompok usia lainnya.
"Dari 100 persen yang wafat lansia itu 50 persen, kalau kita lihat yang masuk rumah sakit, yang wafat unuk non lansia hanya 10 persen dari total yang masuk. Tapi kalau lansia hampir tiga kalinya," jelasnya.
"Jadi kelihatan sekali teman-teman kita yang di atas 60 tahun itu beresiko sangat tinggi (terkena dan meninggal akibat COVID-19," imbuh mantan Wakil Menteri BUMN ini.
Selanjutnya bila ada sisa ketersediaan vaksin, maka akan diberikan kepada guru maupun tenaga pengajar. Sebab pemerintah telah merencanakan memberikan vaksin kepada seluruh guru secara bertahap hingga Juni 2021.
Baca juga:
- Istana Respons Kritik Fiersa Besari dkk: Jangan Semua Salah Jokowi, Berpikir Positif
- Twitter Kemensetneg Diserang Netizen, Politikus PKB Sindir Pengkritik Postingan soal Jokowi ’Jomblo Perih Hati’
- Cuaca Buruk, Kepala BNPB Belum Bisa Datangi Lokasi Banjir Bandang Flores Timur
- Duduk Santai, Joko Tjandra Yakin Divonis Ringan karena Tuntutan Jaksa Ngawur
Hal ini sejalan dengan program dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang rencananya akan kembali membuka sekolah dan pembelajaran tatap muka mulai Juli 2021 atau awal tahuna ajaran 2021/2022.
"Sebagian besar (vaksinasi COVID-19, red) di lansia, kalau ada jatah sisanya kita suntikan ke guru, karena rencananya semua guru akan divaksnasi sampai Juni karena Juli sekolah secara bertahap sudah kita buka," ungkapnya.
Sementara terkait jumlah penerima vaksin, kata Budi, berdasarkan data Kemenkes per Minggu, 4 April telah diterima 12,7 orang. Jumlah itu meningkat dibandingkan pekan lalu yang sempat mencapai 10 juta per minggu.
"Jadi dalam satu minggu kita sudah bisa menambah 2,5 juta vaksiasi per minggu. Ini menempatkan Indonesia ke posisi kedelapan dunia," pungkasnya.