Istana Respons Kritik Fiersa Besari dkk: Jangan Semua Salah Jokowi, Berpikir Positif
Presiden Jokowi menjadi saksi nikah Atta-Aurel (DOK Kemensetneg)

Bagikan:

JAKARTA - Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden (KSP) Ade Irfan Pulungan menegaskan tak ada yang salah dengan kehadiran Presiden Joko Widodo bersama Menhan Prabowo Subianto pada pernikahan Atta Halilintar-Aurel Hermansyah. Gelaran pernikahan diperbolehkan asalkan mengikuti ketentuan yang diatur Satgas COVID-19.

“Sekarang pernikahan dibolehkan itu ada prosedur, peraturan, ketentuannya yang sudah dikeluarkan Satgas. Dari pembatasan jumlah dan yang paling penting mematuhi protokol kesehatan,” kata Ade Irfan dihubungi VOI, Senin, 5 April. 

Ade Irfan menyebut salah kaprah bila kehadiran Jokowi menjadi paradoks dengan kondisi di daerah. Fiersa Besari dalam cuitannya menyebut izin resepsi masyarakat dipersulit namun pernikahan selebritas dihadiri langsung pemimpin negara. 

“Harus dipahami aturan gelaran pernikahan yang diatur Satgas COVID-19, sepanjang dipatuhi tetap bisa. Apalagi (aturan) tentang masalah jumlah (tamu) undangan yang hadir dan keharusan protokol kesehatan dilaksanakan dengan baik dan benar, tidak ada masalah. Jangan perspektifnya melihat secara negatif,” sambung Ade Irfan. 

Sementara soal cuitan Ernest Prakasa yang mempersoalkan akun Twitter Kemensetneg mengunggah foto momen Jokowi menjadi saksi akad nikah Atta-Aurel, Ade Irfan menyebut semua pihak harus bijak.

“Cara berpikirnya yang dewasa dan bijak. Kalau semua dianggap salah, tikus ditabrak di jalan saja disalahkan Pak Jokowi. Jangan berpikir negatif secara sempit. Semua itu aturan pemerintah keterlibatan pemerintah daerah ada, jangan semua ditarik ke presiden, pemerintah daerah punya keterlibatan dan kewenangan,” imbuhnya. 

Kritik juga Datang dari Epidemiolog

Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman menyayangkan kedatangan Presiden Jokowi dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto ke acara tersebut.

Dia menyebut, adanya pesta yang dihadiri sejumlah pejabat seakan membenarkan adanya pelonggaran protokol kesehatan jika seseorang kenal dengan petinggi di Tanah Air.

"Protokol kesehatan ini berlaku tidak pandang bulu, berlaku untuk semua. Bukan karena seorang dekat dengan pejabat, publik figur sehingga bisa diberi pengecualian," kata Dicky saat dihubungi VOI  , Senin, 5 April.

Meski melihat banyak orang yang hadir di acara pernikahan Atta-Aurel tetap menggunakan masker, namun dia menganggap ini bukanlah contoh yang patut diberikan kepada masyarakat di tengah pandemi seperti sekarang. 

"Jadi ini bukan contoh yang baik di masa pandemi saat ini, karena kan dilihatnya protokol ini sepeti pilih-pilih. Apalagi, saya sempat lihat banyak acara pernikahan yang dibubarkan," tegasnya.

PDIP Membela 

Politikus PDIP Hendrawan Supratikno menilai publik tidak perlu berlebihan menanggapi kehadiran Presiden Jokowi baik sebagai tamu maupun saksi pernikahan anak artis Anang Hermansyah dan Krisdayanti itu. 

"Saya melihatnya lebih sebagai upaya untuk menghormati harapan dan permintaan keluarga," ujar Hendrawan kepada VOI, Senin, 5 April.

Hendrawan mengatakan kehadiran presiden di tempat acara juga masih menerapkan protokol kesehatan.

"Yang saya dengar, protokol kesehatan tetap diberlakukan dengan ketat," jelasnya. 

Hendrawan menegaskan, sangat berlebihan apabila kehadiran Jokowi dipermasalahkan bahkan dibanding-bandingkan dengan acara lain. Apalagi, sampai menyinggung Jokowi haus akan popularitas.

"Saya merasa berlebihan bila ada yang menilai Pak Jokowi masih gandrung popularitas, atau membandingkan mengapa beliau mendatangi pernikahan Atta Halilintar tetapi tidak hadir pada acara serupa yang digelar petinggi partai," terang Hendrawan.

Menurutnya, Jokowi masih dibalut kesederhanaan dalam acara tersebut. Meskipun acara yang digelar cukup mewah dan merupakan artis papan atas Tanah Air.

"Soal kemewahan atau sederhana, memang relatif ya. Tapi Presiden datang tetap menonjolkan kesederhanaan. Artinya tidak terbawa gaya 'Crazy Rich Jakarta'," katanya.