Soal Ranah Publik atau Privat, Tentang NTT dan Atta-Aurel: Jokowi Gagap, Negara Bingung
Presiden Joko Widodo Hadiri Akad Nikah Aurel dan Atta (Twitter/KemensetnegRI)

Bagikan:

JAKARTA - Kehadiran Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan beberapa pejabat negara lain di acara pernikahan Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah mengangkat sudut pandang menarik tentang pemerintah yang gagal, bahkan untuk menentukan skala prioritas, sekadar menempatkan diri di dalam ranah privat dan ranah publik.

Yang disorot yakni soal hajatan yang termasuk ranah privat dianggap terlampau jauh dibawa ke ruang publik. Kedatangan Jokowi dan jajarannya sampai diunggah akun resmi Sekretariat Negara.

Anggapan soal tak dapat membedakan mana ranah pribadi dan publik semakin santer ketika Jokowi memberikan pernyataan dukacita atas bencana alam di NTT dengan tidak menyertakan atas nama presiden. Apakah ini artinya Jokowi gagap membedakan mana ranah pribadi dan ranah publik? 

Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komaruddin menilai memang terkadang komunikasi Presiden Jokowi suka salah tingkah dalam berkomunikasi. "Ada split komunikasi," kata Ujang dihubungi VOI 6 April.  

Saat mengungkapkan belasungkawa atas musibah bencana alam di Nusa Tenggara Timur (NTT) misalnya, menurut Ujang semestinya diucapkan atas nama pribadi dan juga presiden. "Mestinya dilakukan atas nama pribadi dan Presiden RI dalam mengungkapkan belasungkawa atas musibah NTT."

Sementara kemarin, lewat akun Twitternya Jokowi mengungkapkan belasungkawa atas nama pribadi dan rakyat Indonesia. "Atas nama pribadi dan rakyat Indonesia, saya menyampaikan dukacita yang mendalam atas korban meninggal dunia dalam musibah tersebut," tulisnya. 

Ujang menilai sebagai orang nomor satu di Republik ini, dalam berkomunikasi dengan rakyat harus pas dan terukur baik ketika mengungkapkan belasungkawa pada rakyat NTT maupun ketika menghadiri pernikahan Atta-Aurel. "Mestinya pas dan terukur dalam berkomunikasi dengan rakyat," ujarnya.

Sebelumnya, kedatangan Jokowi dan jajarannya ke acara akad nikah Atta dan Aurel menuai kontroversi. Banyak publik figur yang mengkritik kehadiran kepala negara ke acara nikahan YouTuber nomor wahid di Indonesia tersebut. 

Ranah privat

Seperti kita semua tahu, pernikahan merupakan perkara privat atau pribadi yang tak perlu diumbar terlalu besar-besaran di ruang publik. Oleh karena itu, kedatangan Presiden RI ke acara pernikahan Atta yang sampai dipublikasikan oleh akun resmi Sekretariat Negara mengundang banyak kritik. 

Salah satu kritik datang dari Selebritas Fiersa Bersari. Memang ia tidak secara eksplisit menyebut pernikahan Atta dan Aurel. Namun dirinya membandingkan kehadiran pemimpin negara dalam pernikahan seleb dengan izin resepsi menikah yang dipersulit untuk masyarkat biasa. 

"Izin resepsi masyarakat dipersulit, tapi pernikahan seleb dihadiri langsung oleh pemimpin negara," tulis Fiersa. Namun Fiersa Besari menulis, ia hanyalah rakyat jelata yang tak tahu apa-apa.

Perkara ini semakin riuh ketika kondangan Jokowi tersebut diunggah akun resmi Sekretariat Negara. Salah satu yang mengomentari hal tersebut adalah Komika Ernest Prakasa.

Ernest membalas akun Sekretariat Negara yang menampilkan foto-foto Presiden di acara nikah YouTubers paling banyak pengikutnya se-Tanah Air tersebut. "Apa urusannya sama NEGARA, woy?" tulis Ernest. 

Komika cum sutradara tersebut mafhum bagaimana pejabat negara negara pasti ingin merapat ke salah seorang milenials yang paling berpengaruh di Indonesia. Namun ia tak habis pikir jika sampai acara itu dipublikasikan secara resmi oleh akun Sekretariat Negara. 

"Atta itu salah satu millenials paling berpengaruh di Indonesia. Para politisi pasti ingin merapat, bisa dipahami. Tapi kalo ikut dipublikasikan pake akun Sekretariat Negara, menurut gue sih aneh," kata Ernest.

Senafas dengan itu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komaruddin sekelas pemimpin negara seharusnya bisa membedakan mana ranah privat dan publik. "Mesti disesuaikan dan dibedakan mana ranah pribadi dan publik," kata Ujang. 

"Sebagai orang no 1 di republik ini, mesti pas dan terukur dalam berkomunikasi dengan rakyat. Baik ketika menghadiri nikahan Atta maupun dalam mengungkapkan bela sungkawa pada rakyat NTT," pungkasnya.

*Baca Informasi lain soal JOKOWI atau baca tulisan menarik lain dari Ramdan Febrian.

Bernas Lainnya