Fiersa Besari Sebut Kehadiran Presiden Jokowi di Pernikahan Atta-Aurel adalah Paradoks, Susi Pudjiastuti Sedih
Presiden Jokowi menjadi saksi nikah Atta-Aurel (DOK Kemensetneg)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Jokowi dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menjadi saksi pernikahan Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah. Pernikahan mereka berlangsung di Hotel Raffles, Setiabudi, Jakarta Selatan, Sabtu, 3 April. Kehadiran mereka masih menjadi perdebatan di berbagai kalangan. 

Salah satunya, Fiersa Besari. Penyanyi yang baru saja dikaruniai seorang anak ini menulis kritikan lewat Twitter. 

“Banyak paradoks di negeri ini. Izin resepsi masyarakat dipersulit, tapi pernikahan seleb dihadiri langsung pemimpin negara. Mudik dilarang, tapi destinasi wisata buka serempak. Penutupan jalan raya, tapi malah macet di sana sini. Ah saya tahu apa, cuma rakyat jelata,”  tulis Fiersa Besari di Twitter, dikutip Selasa, 6 April.

Cuitan itu langsung disambut komentar netizen. Salah satunya, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti yang memberikan dua emoji tersenyum dan mencium di kolom komentar.

Melihat komentar tersebut, Fiersa Besari membalas, “Eh hai ibu.”

“Hai, sad to read your tweet,” tulis Susi Pudjiastuti memberikan respons.

Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden (KSP) Ade Irfan Pulungan menegaskan tak ada yang salah dengan kehadiran Presiden Joko Widodo bersama Menhan Prabowo Subianto pada pernikahan Atta Halilintar-Aurel Hermansyah. Gelaran pernikahan diperbolehkan asalkan mengikuti ketentuan yang diatur Satgas COVID-19.

“Sekarang pernikahan dibolehkan itu ada prosedur, peraturan, ketentuannya yang sudah dikeluarkan Satgas. Dari pembatasan jumlah dan yang paling penting mematuhi protokol kesehatan,” kata Ade Irfan dihubungi VOI, Senin, 5 April. 

Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman menyayangkan kedatangan Presiden Jokowi dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto ke acara tersebut.

Dia bahkan menyebut, adanya pesta yang dihadiri sejumlah pejabat seakan membenarkan adanya pelonggaran protokol kesehatan jika seseorang kenal dengan petinggi di Tanah Air.

"Protokol kesehatan ini berlaku tidak pandang bulu, berlaku untuk semua. Bukan karena seorang dekat dengan pejabat, publik figur sehingga bisa diberi pengecualian," kata Dicky saat dihubungi VOI melalui pesan singkat, Senin, 5 April.