Serangan Israel Tewaskan 5 Petugas Penyelamat di Lebanon Selatan
JAKARTA - Serangan Israel menewaskan lima petugas penyelamat di Lebanon selatan. Kini Lebanon tengah mengupayakan gencatan senjata.
Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan serangan Israel semalam menghantam pusat pertahanan sipil di desa Derdghaiya, sekitar 10 km (6 mil) dari perbatasan, menewaskan lima paramedis dan petugas penyelamat.
Belum ada komentar langsung dari militer Israel.
Dilansir Reuters, Kamis, 10 Oktoober, Perdana Menteri sementara Lebanon, Najib Mikati, mengatakan kontak sedang dilakukan antara Amerika Serikat dan Prancis dengan tujuan untuk menghidupkan kembali gencatan senjata.
Timur Tengah tetap waspada terhadap eskalasi lebih lanjut konflik yang melanda wilayah tersebut sejak serangan pimpinan Hamas terhadap Israel tahun lalu, sambil menunggu tanggapan Israel terhadap serangan rudal Iran pekan lalu.
Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berbicara pada Rabu tentang potensi pembalasan Israel terhadap Iran.
Baca juga:
- KPK Sebut Ada Keluarga ‘Colongan’ Kirim Miras untuk Tahanan di Rutan
- Polisi Swedia Selidiki Penembakan di Perusahaan Israel, Pelakunya Remaja Belasan Tahun
- Presiden Jokowi Kembali ke IKN Nusantara Besok, Resmikan Istana Negara
- Alexander Marwata Batal Diperiksa Besok Soal Pertemuan dengan Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta
Israel mengatakan serangannya di Lebanon bertujuan untuk mengamankan kepulangan puluhan ribu warga Israel yang mengungsi dari Israel utara akibat roket lintas batas yang diluncurkan oleh Hizbullah, yang melepaskan tembakan setahun lalu untuk mendukung Hamas di Gaza.
Serangan Israel telah menewaskan lebih dari 2.100 orang di Lebanon selama setahun terakhir, sebagian besar dari mereka tewas sejak 23 September, ketika Israel secara dramatis meningkatkan serangannya dengan serangan udara yang luas sebelum kemudian mengirim tentara ke darat. Jumlah korban tidak membedakan antara warga sipil dan kombatan.