Bagikan:

JAKARTA - Pesawat militer Belgia telah mengevakuasi 111 orang dari Lebanon. Evakuasi dilakukan di tengah berlanjutnya operasi militer Israel di Lebanon

Menteri Luar Negeri Belgia Hadja Lahbib mengatakan penerbangan dari Beirut ke Brussels membawa 58 warga negara Belgia dan mereka yang memiliki hak tinggal serta 53 warga Eropa, kata Lahbib di platform media sosial X dilansir Reuters, Kamis, 10 Oktober.

Ketika Israel meningkatkan serangan darat dan udara terhadap kelompok bersenjata Hizbullah Lebanon dalam beberapa pekan terakhir, beberapa negara berupaya mengeluarkan warganya, terkadang mengandalkan penerbangan komersial melalui Turki.

Israel masih terus melanjutkan operasi militernya di Lebanon yang menargetkan Hizbullah.

Yang terbaru, serangan Israel menewaskan lima petugas penyelamat di Lebanon selatan. Kini Lebanon tengah mengupayakan gencatan senjata.

Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan serangan Israel semalam menghantam pusat pertahanan sipil di desa Derdghaiya, sekitar 10 km (6 mil) dari perbatasan, menewaskan lima paramedis dan petugas penyelamat.

Belum ada komentar langsung dari militer Israel.

Dilansir Reuters, Kamis, 10 Oktober, Perdana Menteri sementara Lebanon, Najib Mikati, mengatakan kontak sedang dilakukan antara Amerika Serikat dan Prancis dengan tujuan untuk menghidupkan kembali gencatan senjata.

Timur Tengah tetap waspada terhadap eskalasi lebih lanjut konflik yang melanda wilayah tersebut sejak serangan pimpinan Hamas terhadap Israel tahun lalu, sambil menunggu tanggapan Israel terhadap serangan rudal Iran pekan lalu.

Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berbicara pada Rabu tentang potensi pembalasan Israel terhadap Iran.

Israel mengatakan serangannya di Lebanon bertujuan untuk mengamankan kepulangan puluhan ribu warga Israel yang mengungsi dari Israel utara akibat roket lintas batas yang diluncurkan oleh Hizbullah, yang melepaskan tembakan setahun lalu untuk mendukung Hamas di Gaza.

Serangan Israel telah menewaskan lebih dari 2.100 orang di Lebanon selama setahun terakhir, sebagian besar dari mereka tewas sejak 23 September, ketika Israel secara dramatis meningkatkan serangannya dengan serangan udara yang luas sebelum kemudian mengirim tentara ke darat. Jumlah korban tidak membedakan antara warga sipil dan kombatan.