Angka Bunuh Diri di AS Melonjak, Senjata Api Paling Banyak Digunakan

JAKARTA - Pusat Statistik Kesehatan Nasional (NCHS) Amerika Serikat (AS) mengungkapkan data terbaru terkait angka bunuh diri di AS yang melonjak dari tahun 2020 hingga 2022.

Mengutip CBN News, Kamis 26 September, lembaga yang menyediakan informasi statistik kesehatan di AS itu menyebutkan senjata api menjadi cara paling banyak digunakan dalam aksi bunuh diri di AS dalam rentang tahun tersebut.

Bunuh diri menjadi penyebab kematian ke-11 untuk semua usia di AS pada tahun 2022.

Meski demikian, penurunan angka tingkat bunuh diri berlangsung dari tahun 2018 hingga 2020 jika diklasifikasikan dengan tingkat usia.

Laporan NCHS menjelaskan untuk kematian pada usia 10-14 tahun dan 20-34 tahun, bunuh diri merupakan faktor kedua penyebab kematian. Sementara untuk usia 15-19 tahun, bunuh diri penyebab kematian ketiga.

Data NCHS juga mengamati perubahan pada jenis kelamin dan cara bunuh diri.

Bagi perempuan berusia 25 tahun ke atas, angka bunuh diri umumnya meningkat di AS dari tahun 2020 dan 2022. Dalam rentang waktu yang sama, angka tersebut menurun untuk anak laki-laki berusia 10-14 tahun dan 15-24 tahun.

Namun, berbeda untuk kelompok usia yang lebih tua yang meningkat angkanya.

Bagi laki-laki dan perempuan pada tahun 2022, penggunaan senjata api untuk bunuh diri paling banyak terjadi, dengan angka yang umumnya meningkat sejak tahun 2006 dan 2007.

Sebelumnya, di rentang tahun 2002 dan 2015, keracunan menjadi cara yang paling banyak dipakai untuk perempuan bunuh diri di AS. Bunuh diri dengan cara mati lemas sedikit menurun baik untuk laki-laki maupun perempuan dari tahun 2020 hingga 2022.

Apabila Anda butuh bantuan konsultasi untuk mengatasi masalah depresi, tekanan mental atau kesehatan jiwa. Termasuk mengetahui atau melihat orang yang hendak melakukan aksi bunuh diri, Anda dipersilakan menghubungi hotline fasilitas layanan darurat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI di nomor 119.